Ekspor Furnitur Indonesia Naik Industri Kian Kompetitif

Tangerang, 10 Maret 2025 – Industri furnitur dan kerajinan nasional terus menunjukkan pertumbuhan di tengah kondisi ketidakpastian global. Meskipun menghadapi berbagai tantangan, sektor ini tetap berkontribusi positif terhadap perekonomian nasional melalui peningkatan nilai ekspor dan pemenuhan kebutuhan dalam negeri.

Pada tahun 2024, industri furnitur mencatatkan pertumbuhan sebesar 2,07 persen, yang turut mendorong pertumbuhan sektor industri agro hingga 5,20 persen. Industri agro sendiri menyumbang 51,81 persen terhadap PDB industri pengolahan non-migas. Berdasarkan data Expert Market Research, pangsa pasar industri furnitur global mencapai USD660 miliar dan diproyeksikan tumbuh sebesar 4,9 persen per tahun dari 2025 hingga 2034.

Baca juga: Diskon Friday Mubarak Bantu Konsumen dan UMKM Indonesia

Dalam pembukaan Indonesia International Furniture Expo (IFEX) 2025 di Jakarta, Kamis (6/3), Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza mengapresiasi peran Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) dalam mendukung pertumbuhan industri ini. “Kami mengapresiasi HIMKI yang terus bersinergi dengan pemerintah dan asosiasi lainnya untuk mendorong perkembangan industri furnitur Indonesia,” ujar Faisol.

IFEX 2025 merupakan salah satu pameran furnitur dan kerajinan terbesar di Asia Tenggara, yang menghubungkan pelaku usaha Indonesia dengan lebih dari 12.000 pembeli internasional. Pada gelaran sebelumnya, IFEX menarik 13.370 pengunjung dari 117 negara dan mencatatkan transaksi sebesar USD300 juta.

Dengan Indeks Kepercayaan Industri (IKI) pada Februari mencapai 53,15 dan PMI Manufaktur Indonesia sebesar 53,6, yang keduanya berada pada level ekspansi, Wamenperin optimistis pasar dalam negeri akan semakin tumbuh dan berdaya saing. Tren furnitur ramah lingkungan, teknologi canggih, desain multifungsional, modular, dan customized juga mendorong inovasi dalam industri ini.

“Kami melihat peningkatan penggunaan teknologi 4.0 seperti Augmented Reality (AR) dalam pemasaran dan teknologi 3D Printing dalam produksi dapat meningkatkan efisiensi dan daya saing industri furnitur nasional,” tambah Faisol.

Untuk mendukung industri ini, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyusun berbagai strategi, termasuk fasilitasi bahan baku melalui Pusat Logistik Bahan Baku Industri Furnitur, penyediaan SDM terampil dengan pendirian Politeknik Furnitur di Kendal, serta peningkatan produktivitas dan daya saing produk melalui inovasi teknologi.

Baca juga: Pendanaan Energi Terbarukan Bisa Diperoleh dari Pungutan Batu Bara dan Sawit

Selain itu, pemerintah memberikan berbagai insentif seperti tax allowance, tax holiday, super deduction tax, dan kemudahan prosedur ekspor-impor guna menciptakan iklim usaha yang kondusif bagi industri furnitur.

Ketua Umum HIMKI, Abdul Sobur, menegaskan bahwa IFEX 2025 merupakan wujud komitmen industri furnitur Indonesia dalam menembus pasar global. “Kami optimis ekspor industri mebel bisa mencapai USD5 miliar pada 2030,” ujarnya.

Presiden Direktur Dyandra Promosindo, Daswar Marpaung, menambahkan bahwa lebih dari 500 peserta akan menghadirkan 3.000 produk unggulan berbahan baku khas Indonesia seperti kayu, bambu, kulit, dan rotan. “Kami berharap IFEX 2025 menjadi momentum penting bagi pertumbuhan ekonomi nasional dan pengrajin lokal,” tutupnya.

Latest articles

spot_imgspot_img

Related articles

spot_img