Tangerang, 1 Maret 2025 – Kementerian Perdagangan (Kemendag) bekerja sama dengan perusahaan ritel PT Mitra Adiperkasa, Tbk (MAP) dalam memfasilitasi penjajakan bisnis (one-on-one business matching) bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Kegiatan ini berlangsung di kantor Kemendag pada Kamis (27/2) dan mempertemukan 21 merek fesyen UMKM dengan berbagai department store di bawah naungan MAP.
Langkah ini merupakan upaya Kemendag dalam memperkuat produk dalam negeri di ritel modern serta mendorong peningkatan pemasaran produk lokal. Menteri Perdagangan (Mendag) Busan menegaskan bahwa Kemendag berkomitmen membantu pemasaran produk UMKM, tidak hanya untuk ekspor tetapi juga dalam penguasaan pasar dalam negeri.
Mendag Busan mengungkapkan bahwa pasar fesyen di Indonesia terus menunjukkan potensi besar. Pada tahun 2025, nilai transaksi pasar pakaian jadi di Indonesia diproyeksikan mencapai USD 23,61 miliar, meningkat 4,19 persen dari tahun sebelumnya. Pertumbuhan industri fesyen nasional dalam lima tahun ke depan juga diproyeksikan sebesar 3,67 persen.
Baca juga: Digitalisasi IKM Otomotif Indonesia Menuju Pasar Global
Fasilitasi penjajakan bisnis ini sejalan dengan program prioritas Kemendag, yakni Pengamanan Pasar Dalam Negeri. Ini bertujuan memastikan pasar domestik diisi oleh produk lokal yang berkualitas dan mampu bersaing dengan produk luar negeri.
Dari 21 UMKM yang terpilih mengikuti penjajakan bisnis ini, empat di antaranya berhasil mencapai kesepakatan kerja sama dengan MAP. Keempatnya, yaitu E BOON, KAYO, I2NETA, dan BLANKENHEIM, telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan MAP yang disaksikan langsung oleh Mendag Busan. Mereka akan bekerja sama dengan empat ritel besar, yaitu Sogo, Seibu, Galeries Lafayette, dan Alun-Alun Indonesia.
Direktur PT Mitra Adiperkasa, Tbk, Handaka Santosa, menegaskan bahwa MAP serius dalam mendukung UMKM fesyen lokal agar bisa masuk ke pasar ritel modern. Dari total 365 merek yang dikelola MAP, 81 persen di antaranya merupakan merek lokal. Ini menjadi bukti bahwa produk fesyen lokal memiliki daya saing tinggi.
Salah satu pelaku UMKM, Nita Beliani Burhan dari BELYANZA, menyampaikan apresiasi atas dukungan pemerintah dalam membantu UMKM masuk ke ritel modern. Ia optimistis mereknya bisa berkembang lebih jauh, bahkan hingga ke pasar ekspor.
Baca juga: Umah Espresso and Cafe Hadir Dukung UMKM Rokan Hilir
Handaka Santosa menambahkan bahwa sektor perdagangan ritel memiliki peran penting dalam konsumsi domestik dan pertumbuhan ekonomi nasional. Saat ini, MAP telah bermitra dengan banyak UMKM yang memproduksi fesyen wanita dan pria, dekorasi rumah, kosmetik, aksesori, serta berbagai produk fesyen lainnya.
“Tidak tertutup kemungkinan produk UMKM ini memiliki peluang ekspor. MAP juga terus membuka peluang bisnis lebih luas demi pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja di Indonesia,” ujar Handaka.
Upaya Kemendag dan MAP dalam memfasilitasi UMKM ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing produk lokal serta memperkuat peran UMKM dalam ekonomi nasional. Dengan dukungan dari sektor ritel, produk-produk UMKM kini memiliki kesempatan lebih besar untuk berkembang di dalam negeri maupun pasar global.