Tangerang, 12 Februari 2025 – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong pelaku industri kecil dan menengah (IKM) di Indonesia untuk memperluas pasar hingga ke mancanegara. Salah satu langkah strategis yang dilakukan adalah melalui program pendampingan, sertifikasi, serta pembukaan akses promosi ke pasar internasional.
Salah satu IKM yang berhasil memanfaatkan program Kemenperin adalah CV. Kahla Global Persada, produsen pangan asal Sukabumi. Perusahaan ini sukses mengekspor produk keripik tempe ke Arab Saudi dalam ekspor perdananya.
Baca juga: InaExport Solusi Ekspor Produk Indonesia ke Uzbekistan
“Kami memberikan apresiasi kepada CV. Kahla Global Persada yang telah memberikan contoh tentang kegigihan dan kisah sukses pelaku IKM yang mampu terus berkembang hingga berhasil menembus pasar internasional. Semoga capaian ini dapat memberikan manfaat yang berkelanjutan,” ujar Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Reni Yanita dalam keterangan resminya di Jakarta, Senin (10/2).
Reni menegaskan bahwa IKM pangan memiliki peranan penting dalam pemberdayaan masyarakat Indonesia. Selain memenuhi kebutuhan pasar domestik, produk-produk IKM juga berpotensi besar menembus pasar ekspor. Untuk meningkatkan daya saing global, pelaku IKM perlu terus meningkatkan kualitas produk, membangun branding, melakukan inovasi teknologi, serta memahami tren pasar.
Dalam mendukung hal tersebut, Kemenperin melalui Ditjen IKMA terus melakukan pembinaan terhadap IKM pangan dengan berbagai insentif dan program strategis. Salah satunya adalah fasilitasi pendampingan dan sertifikasi untuk memenuhi standar ekspor. “Kami terus berupaya meningkatkan kemampuan IKM dalam memasarkan produk sesuai dengan kebutuhan buyer global,” tambah Reni.
Direktur IKM Pangan, Furnitur, dan Bahan Bangunan, Bayu Fajar Nugroho, menyebutkan bahwa ekspor tempe Indonesia terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2023, ekspor produk tempe dengan kode HS 21069097 mencapai 720,68 ton dengan nilai USD2,43 juta, naik 35,47% dibandingkan tahun 2022 yang mencapai 533,8 ton dengan nilai USD1,64 juta.
“Indonesia juga mengekspor tempe dalam bentuk keripik, namun saat ini belum ada kode HS khusus untuk produk keripik tempe. Sebagai gambaran, nilai ekspor satu kontainer 20 feet produk keripik tempe mencapai USD16.525,52 atau sekitar Rp269,5 juta,” jelas Bayu.
Bayu juga menambahkan bahwa CV. Kahla Global Persada merupakan salah satu IKM binaan Ditjen IKMA yang telah mendapatkan fasilitasi pendampingan dan sertifikasi HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) pada tahun 2021 serta bantuan restrukturisasi mesin dan peralatan senilai Rp11,47 juta pada tahun 2020.
“Fasilitasi ini bertujuan untuk meningkatkan daya saing produk IKM pangan dengan jaminan mutu dan keamanan yang memenuhi standar global,” tambahnya.
Dengan berbagai pembinaan yang telah diterima, CV. Kahla Global Persada kini memiliki 15 karyawan dengan kapasitas produksi mencapai 31.000 pcs per bulan. Selain Arab Saudi, perusahaan ini juga memiliki potensi pasar ekspor ke Kanada, Norwegia, Malaysia, Australia, Belanda, Filipina, Vietnam, Hongkong, Singapura, Jepang, Swiss, dan Korea Selatan.
“Keterbukaan ekonomi akibat perjanjian perdagangan bebas semakin menghubungkan pasar Indonesia dengan pasar global, sehingga membuka peluang ekspor lebih besar bagi IKM,” ungkap Bayu.
Baca juga: Kolaborasi Bea Cukai dan BI BSI Dorong UMKM Lebih Kompetitif
Keberhasilan ekspor keripik tempe ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi pelaku IKM lainnya untuk memperluas pasar mereka, baik di dalam negeri maupun ke pasar ekspor.