Tangerang, 11 Februari 2025 – Bea Cukai terus memperkuat sinergi dengan berbagai pihak dalam mendukung pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Kali ini, Bea Cukai menjalin kerja sama strategis dengan Bank Indonesia (BI) dan Bank Syariah Indonesia (BSI) untuk membantu UMKM di wilayah Maluku Utara dan Kepulauan Riau agar lebih berdaya saing dan mampu menembus pasar global.
Kepala Subdirektorat Humas dan Penyuluhan Bea Cukai, Budi Prasetiyo, menegaskan bahwa Bea Cukai sebagai industrial assistance dan trade facilitator memiliki peran aktif dalam mendukung pengembangan UMKM. Kolaborasi ini diwujudkan melalui berbagai inisiatif yang dilakukan oleh Bea Cukai Ternate dan Bea Cukai Tanjung Balai Karimun.
Baca juga: Pemerintah Dukung Kendaraan Listrik Lewat Insentif Pajak
Pada Rabu (05/02), Bea Cukai Ternate melakukan kunjungan kerja ke perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku Utara guna menyelaraskan visi dalam pembinaan UMKM. Dalam pertemuan tersebut, Bea Cukai memperkenalkan program unggulan seperti Klinik Ekspor serta fasilitas Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE) untuk industri kecil dan menengah (IKM).
Kolaborasi ini menghasilkan kesepakatan untuk melakukan kerja sama berkelanjutan, termasuk pertukaran data dan pembinaan UMKM secara kolaboratif. Langkah ini diharapkan mampu memberikan dampak positif bagi pelaku UMKM dalam meningkatkan akses pasar dan daya saing produk lokal.
Sementara itu, pada Senin (20/01), Bea Cukai Tanjung Balai Karimun bekerja sama dengan Bank Syariah Indonesia (BSI) untuk memberikan asistensi kepada Koperasi Tani Taelong Tandur Makmur di Desa Kundur, Kecamatan Kundur Barat, Kabupaten Karimun. Program ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi koperasi dan menentukan apakah mereka memenuhi kriteria untuk masuk dalam program binaan BSI.
Kolaborasi ini merupakan langkah awal dalam merancang program pembinaan desa atau kelompok UMKM agar lebih produktif dan berkembang secara mandiri.
Menurut Budi, sinergi antara Bea Cukai, BI, dan BSI merupakan langkah penting dalam mendukung pertumbuhan UMKM yang berkelanjutan. Kolaborasi antarinstansi ini menjadi bukti nyata bahwa pembinaan UMKM harus dilakukan secara terintegrasi dan efisien.
“Kami berharap kerja sama ini tidak hanya berhenti pada tahap koordinasi awal, tetapi juga berlanjut dalam bentuk pendampingan berkelanjutan. Dengan demikian, UMKM di Maluku Utara dan Kepulauan Riau dapat tumbuh mandiri dan berdaya saing. Melalui pendampingan yang tepat, produk UMKM lokal dapat menembus pasar global,” ujar Budi.
Baca juga: Transformasi Digital Tahu Bakso Bu Tutut Melalui QRIS dan Sosial Media
Dengan adanya sinergi ini, diharapkan UMKM di kedua wilayah tersebut dapat semakin berkembang, mendapatkan akses yang lebih luas ke pasar internasional, serta memperoleh dukungan yang lebih komprehensif dalam meningkatkan kualitas dan daya saing produk mereka.