Pelatihan Vokasi Kemenperin Siapkan SDM Unggul di Industri 4.0

Tangerang, 24 Januari 2025 – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus berkomitmen meningkatkan kompetensi dan daya saing sumber daya manusia (SDM) di sektor industri melalui berbagai program pendidikan dan pelatihan vokasi. Langkah ini tidak hanya bertujuan untuk memperkuat kualitas tenaga kerja, tetapi juga sebagai bagian dari upaya akselerasi peningkatan produktivitas nasional, seiring dengan pencapaian visi Indonesia Emas 2045.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menjelaskan bahwa saat ini Kemenperin memiliki sejumlah lembaga pendidikan yang berperan aktif dalam pengembangan SDM industri. Tercatat ada 13 Pendidikan Tinggi Vokasi, 9 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan 7 Balai Diklat Industri yang memberikan kontribusi besar terhadap peningkatan kompetensi tenaga kerja di Indonesia. Hal ini sejalan dengan upaya menciptakan tenaga kerja yang kompeten dan berdaya saing di pasar global.

Baca juga: Wamenperin Serukan Marketplace Utamakan Produk Indonesia

Salah satu upaya besar dalam meningkatkan kompetensi SDM adalah melalui kolaborasi internasional, seperti yang dilakukan antara Kemenperin RI dan Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang. Program Peningkatan Produktivitas SDM Industri ini telah menghasilkan manfaat nyata, dengan lebih dari 1.300 orang yang terlibat dalam berbagai pelatihan, termasuk guru, dosen, dan praktisi industri.

Kerja sama yang dimulai sejak 2019 ini mencakup berbagai program pelatihan, seperti Pelatihan Guru Produktif Bidang Elektronika dan Permesinan, Pelatihan 5S/Kaizen untuk guru-guru SMK, serta Program Pelatihan Lean Manufacturing untuk mendukung inisiatif Making Indonesia 4.0. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas tenaga pendidik dan industri sehingga mampu bersaing di era digital dan teknologi industri 4.0.

BPSDMI Kemenperin telah merancang program peningkatan produktivitas SDM dalam tiga fase yang dilaksanakan antara 2022 hingga 2025. Fase pertama, yang berlangsung pada 2022-2023, dilaksanakan bagi satuan kerja dan mitra industri dari Kementerian Tenaga Kerja dan Kementerian Perindustrian, sementara fase berikutnya pada 2023-2025 diatur oleh Kemenperin.

Masrokhan, Kepala BPSDMI Kemenperin, berharap kerja sama ini dapat terus berlanjut dan memberikan dampak positif, terutama bagi sektor industri kecil dan menengah (IKM) yang menjadi tulang punggung perekonomian nasional. Para peserta yang telah menjalani pelatihan diharapkan dapat memberikan pendampingan kepada pelaku IKM dalam meningkatkan produktivitas mereka.

Presiden Direktur Japan External Trade Organization (JETRO) Jepang, Takahashi Masakazu, juga mengapresiasi program ini sebagai langkah yang efektif untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja di Indonesia serta mempererat hubungan ekonomi antara Jepang dan Indonesia.

Program ini telah menunjukkan hasil yang signifikan, di antaranya 38 orang trainer Kaizen yang terdiri dari guru dan dosen, serta pendampingan terhadap 48 orang dari 16 perusahaan industri. Keberhasilan program ini diharapkan dapat memperkuat sektor IKM dan mendukung keberlanjutan industri Indonesia ke depannya.

Baca juga: GPEI Dorong UMKM BISA Ekspor Indonesia

Melalui program ini, diharapkan semakin banyak tenaga kerja Indonesia yang siap bersaing di pasar global, sehingga dapat mewujudkan visi Indonesia Emas 2045 dengan meningkatkan produktivitas dan daya saing nasional.

Latest articles

spot_imgspot_img

Related articles

spot_img