Tangerang, 23 Januari 2025 – Industri fintech peer-to-peer (P2P) lending di Indonesia diproyeksikan memiliki masa depan cerah di tahun 2025. Ketua Umum Asosiasi FinTech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI), Entjik S. Djafar, menyebutkan bahwa sektor ini menunjukkan tren pertumbuhan yang positif dan diharapkan memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional.
“Terutama dalam mendukung pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang masih belum terlayani oleh sistem perbankan konvensional,” ujar Entjik dalam acara AFPI Media Gathering di Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Rabu (22/1).
Baca juga: Harga Gabah Anjlok, Petani Merugi Saat Panen 2025
Menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) hingga Oktober 2024, penyaluran pinjaman melalui fintech P2P lending terus menunjukkan peningkatan. Industri ini telah mencatat akumulasi pendanaan sebesar Rp 978,4 triliun kepada 137,35 juta peminjam hingga September 2024.
Entjik menjelaskan bahwa tren ini menegaskan kepercayaan masyarakat terhadap layanan P2P lending sebagai alternatif pembiayaan, terutama bagi individu dan UMKM yang kesulitan mengakses kredit dari bank. “Layanan ini menjadi solusi penting bagi mereka yang tergolong unbankable atau underserved,” tambahnya.
AFPI mengidentifikasi bahwa potensi besar fintech P2P lending terletak pada pelaku UMKM yang belum mendapatkan akses ke layanan keuangan formal. Data menunjukkan ada sekitar 46,6 juta UMKM di Indonesia yang belum terlayani oleh perbankan, dengan kesenjangan kredit mencapai Rp 1.650 triliun.
Selain itu, perkiraan kesenjangan kredit untuk UMKM diproyeksikan mencapai Rp 2.400 triliun, setara dengan 56% dari total kebutuhan kredit sebesar Rp 4.000 triliun. Hal ini menciptakan peluang besar bagi fintech P2P lending untuk terus berkembang dan mendukung pemberdayaan sektor produktif di Indonesia.
Baca juga: BCA Siapkan 2.000 Sertifikasi Halal Tahun 2025
Entjik menekankan pentingnya peran fintech P2P lending dalam menjangkau individu produktif dan UMKM yang belum terlayani. Saat ini, sekitar 71% dari populasi produktif di Indonesia, atau setara dengan 132 juta individu, belum memiliki akses ke kredit formal.
Dengan potensi besar tersebut, fintech P2P lending diharapkan dapat terus berinovasi dalam menyediakan solusi pembiayaan yang inklusif dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Prospek cerah ini menjadikan sektor fintech P2P lending sebagai tulang punggung baru dalam pembiayaan UMKM di Indonesia.