Tangerang, 21 Januari 2025 – Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop) siap mendukung Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) untuk menjadi pemasok utama tempe dan tahu dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG). Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi mengungkapkan bahwa pihaknya akan segera berkoordinasi dengan Badan Gizi Nasional (BGN) agar tercapai perjanjian kerja sama (MoU) antara Gakoptindo dan BGN, guna memastikan tempe dan tahu dapat menjadi bahan pokok dalam program MBG.
“Untuk itu, kami akan segera mengundang Gakoptindo untuk bertemu dengan Kepala BGN, Pak Dadan Hindayana, untuk membahas kerjasama ini,” kata Budi Arie Setiadi saat melakukan kunjungan kerja di Rumah Tempe Indonesia dan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Kopti) Bogor, pada Rabu (15/1).
Baca juga: PLN Hijaukan Brebes dengan Program Pertanian Energi
Tempe dan tahu telah lama dikenal sebagai sumber gizi yang sangat lengkap, dan keduanya telah ditetapkan sebagai bahan baku dalam program MBG oleh BGN. Menkop Budi Arie menegaskan bahwa tempe dan tahu sangat layak untuk dijadikan bahan utama dalam pemenuhan gizi masyarakat, terutama pada Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di seluruh Indonesia.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023, rata-rata konsumsi tempe per kapita di Indonesia mencapai 7,3 kg per tahun, sementara konsumsi tahu mencapai 7,7 kg per tahun. Tingginya permintaan masyarakat terhadap tempe dan tahu ini menjadikan Gakoptindo perlu melakukan inovasi dan diversifikasi produk untuk memenuhi kebutuhan pasar yang terus berkembang.
Menkop Budi Arie juga mengapresiasi usaha Rumah Tempe Indonesia yang telah berhasil melakukan diversifikasi produk tempe, seperti tempe kripik, cookies tempe, nugget, dan produk tempe lainnya. Langkah ini menunjukkan bahwa tempe dan tahu tidak hanya bermanfaat dalam program MBG, tetapi juga memiliki potensi besar sebagai produk unggulan untuk dipasarkan ke luar negeri.
“Bisnis tempe di Indonesia memiliki perputaran hingga Rp75 triliun dan dapat menghidupkan sekitar 600 ribu pengrajin. Ini adalah potensi ekonomi yang luar biasa untuk terus dikembangkan,” ujar Budi Arie.
Dalam kesempatan yang sama, Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Ujang Komarudin menegaskan bahwa program MBG akan memberikan dampak positif terhadap perekonomian, termasuk bagi UMKM dan koperasi produsen tempe. Program ini menjadi prioritas Presiden Joko Widodo untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, khususnya di desa-desa.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Gakoptindo, Hugo Siswaya, berharap dukungan penuh dari Kemenkop untuk menjadikan Gakoptindo sebagai pemasok utama dalam program MBG. Saat ini, produk tempe dari Gakoptindo sudah tersebar di berbagai toko ritel dan pasar-pasar tradisional di Jabodetabek serta kota besar lainnya di Indonesia.
“Tempe dan tahu sangat bergizi dan memiliki potensi besar. Kami berharap dapat menjadi pemasok utama dalam program MBG untuk mendukung pemenuhan gizi masyarakat, terutama untuk SPPG,” kata Hugo.
Baca juga: PLN Hijaukan Brebes dengan Program Pertanian Energi
Dengan langkah-langkah strategis ini, Gakoptindo berharap dapat berperan besar dalam mendukung program MBG dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi pengrajin tempe di Indonesia.