Tangerang, 20 Januari 2025 – Gubernur Bank Rakyat Indonesia (BRI) Regional Office Surabaya, Setiyarta, menegaskan bahwa adopsi transaksi digital secara luas oleh pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia akan memberikan peluang besar bagi mereka untuk “naik kelas”. Menurutnya, penggunaan teknologi digital dalam transaksi dapat membuka banyak kemitraan strategis, termasuk partisipasi dalam berbagai acara berskala besar yang dapat mempercepat pertumbuhan UMKM.
“Untuk dapat cepat naik kelas, pelaku UMKM harus menjalin kemitraan. Acara-acara tersebut merupakan salah satu cara efektif untuk mempercepat pertumbuhan UMKM,” ujar Setiyarta dalam acara di Surabaya pada Rabu (19/1/2025).
Baca juga: Kemenkop UKM Fasilitasi UMKM dengan Pelatihan Digital
Menurut Setiyarta, dengan menggunakan sistem transaksi digital seperti kartu kredit BRI, kartu debit, atau QRIS BRImo, pelaku UMKM akan lebih mudah dalam mencatat dan mengevaluasi transaksi bisnis mereka. Setiap transaksi tercatat secara otomatis, memberikan kemudahan dalam perencanaan dan evaluasi strategi bisnis jangka panjang. Keuntungan lainnya adalah memudahkan pengajuan kredit, di mana bank dapat dengan mudah mengakses data transaksi untuk analisis sebelum memberikan pinjaman.
Selain itu, BRI juga berkomitmen mendukung UMKM melalui kemitraan strategis dengan Pakuwon City Mall (PCM). Tahun 2025 ini, PCM dan BRI RO Surabaya akan menyelenggarakan serangkaian acara untuk meningkatkan daya saing UMKM. “Selama tahun 2025, kami akan mengadakan tujuh event yang melibatkan UMKM dari berbagai sektor. Salah satu acara yang menarik adalah event Disney yang tahun lalu sukses menarik lebih dari 1 juta pengunjung dalam sebulan,” kata Sutandi Purnomosidi, Direktur Marketing Pakuwon Group.
Baca juga: Pembatasan Garam, Sektor Makanan Perlu Solusi Cepat
Pada tahun 2024, acara outdoor yang digelar dengan dukungan BRI berhasil menghasilkan transaksi mencapai Rp50 miliar, yang dilakukan melalui EDC BRI dan QRIS BRImo. Hal ini menunjukkan bahwa transaksi digital dapat memberikan dampak signifikan terhadap omzet UMKM.
Namun, meskipun digitalisasi UMKM terus berkembang, tantangan lain juga muncul. Salah satunya adalah ancaman pemblokiran TikTok di Amerika Serikat, yang dapat berdampak pada kreator konten yang mengandalkan platform tersebut untuk sumber pendapatan utama. Jika TikTok benar-benar diblokir, lebih dari 170 juta pengguna di AS akan kehilangan akses ke platform tersebut, mempengaruhi kreator yang sangat bergantung pada aplikasi ini.
Di sisi lain, pergeseran ke platform alternatif seperti Rednote bisa menjadi solusi sementara. Namun, ketidakpastian mengenai masa depan TikTok tetap menjadi perhatian bagi banyak kreator.
Dengan adanya berbagai inisiatif digitalisasi ini, diharapkan pelaku UMKM tidak hanya dapat meningkatkan daya saing mereka di pasar lokal, tetapi juga dapat memanfaatkan peluang di pasar internasional. BRI terus berkomitmen untuk mendukung pelaku UMKM dalam menghadapi tantangan dan memanfaatkan teknologi digital untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif.