Tangerang, 09 Januari 2025 – PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) mengumumkan perubahan besar pada operasionalnya, yaitu penutupan layanan marketplace untuk penjualan produk fisik dan beralih fokus ke penjualan produk-produk virtual. Hal ini diumumkan melalui blog resmi perusahaan pada Selasa (7/1/2025). Keputusan ini merupakan bagian dari langkah strategis Bukalapak untuk bertransformasi dan meningkatkan fokus pada produk virtual.
Dalam pengumuman tersebut, Bukalapak menyampaikan bahwa mereka telah menyiapkan skema untuk menyelesaikan saldo, pengembalian dana, serta pengunduhan data transaksi dan riwayat penjualan bagi para pelapak yang terdampak perubahan ini. Pembeli juga diberi informasi terkait transisi ini, di mana produk fisik akan dihentikan dan digantikan dengan produk virtual seperti pulsa prabayar, paket data, token listrik, pembayaran BPJS kesehatan, hingga TV kabel dan internet.
Baca juga: Digitalisasi Kampung Wisata Keramik Dinoyo Membuka Peluang UMKM
“Kami ingin menginformasikan bahwa Bukalapak akan menjalani transformasi dalam upaya untuk meningkatkan fokus pada Produk Virtual. Sebagai bagian dari langkah strategis ini, kami akan menghentikan operasional penjualan Produk Fisik di Marketplace Bukalapak,” tulis Bukalapak dalam blog-nya.
Bagi para pelapak, ada beberapa tanggal penting yang perlu diperhatikan. Pembeli masih dapat melakukan pemesanan produk fisik hingga 9 Februari 2025 pukul 23.59 WIB, sementara pelapak hanya dapat menambahkan produk baru hingga 1 Februari 2025. Bukalapak menyarankan para pelapak untuk segera menyelesaikan pengelolaan pesanan yang masuk untuk menghindari pembatalan otomatis pada pesanan yang belum terpenuhi.
Untuk pengembalian dana, Bukalapak menjelaskan bahwa dana dari pesanan yang dibatalkan akan dikembalikan kepada pembeli melalui BukaDompet. Selain itu, pencairan dana di luar tanggal 14 Maret 2024 dapat dilakukan dengan menghubungi Bukalapak melalui email di bl.id/bukabantuan.
Perjalanan Bukalapak dari Marketplace ke Produk Virtual
Bukalapak didirikan pada 2010 oleh Achmad Zaky dan timnya, dan mulai beroperasi sebagai PT pada 2011. Seiring berjalannya waktu, Bukalapak berhasil mengatasi berbagai tantangan dan mendapatkan perhatian dari sejumlah investor besar, termasuk Batavia Incubator dan GREE Ventures. Bukalapak juga meluncurkan aplikasi mobile pada 2014 untuk mempermudah transaksi para penjual.
Pada 2015, Bukalapak mendapatkan suntikan dana dari EMTEK sebesar Rp439 miliar. Setelah itu, pada 2019, perusahaan asal Korea Selatan, Mirae Asset-Naver Asia Growth Fund, turut berinvestasi. Pada 2021, Bukalapak resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI), mencatatkan IPO terbesar di Indonesia dengan nilai Rp21,9 triliun.
Baca juga: Program Bank Sampah ASA Dapatkan Sambutan Positif dengan Peningkatan 15% Setoran Sampah
Namun, meskipun telah mencapai berbagai pencapaian, Bukalapak terus mencatatkan kerugian finansial. Rugi bersih Bukalapak tercatat sebesar Rp1,67 triliun pada 2021, Rp1,98 triliun pada 2022, Rp1,36 triliun pada 2023, dan Rp1,32 triliun hingga kuartal III 2024. Dengan penutupan marketplace dan beralih ke produk virtual, Bukalapak berharap dapat fokus pada pasar yang lebih menguntungkan di masa depan.
Perubahan besar ini menandai babak baru dalam perjalanan Bukalapak yang kini akan lebih fokus pada penyediaan layanan dan produk digital untuk memenuhi kebutuhan konsumen di Indonesia.