Tangerang, 3 Januari 2025 – Di tengah dinamika dunia bisnis yang terus berubah, pendekatan yang lebih bertanggung jawab terhadap keuangan dan dampaknya terhadap lingkungan semakin mendesak. Salah satu konsep yang muncul sebagai solusi dalam menghadapi tantangan ini adalah akuntansi berbasis keberlanjutan. Berbeda dengan laporan keuangan tradisional, akuntansi berbasis keberlanjutan mencakup aspek sosial, lingkungan, dan tata kelola yang baik. Pendekatan ini semakin dianggap penting di era yang menuntut perusahaan untuk tidak hanya fokus pada laba, tetapi juga memperhatikan dampaknya terhadap masyarakat dan lingkungan.
Mengapa Akuntansi Berbasis Keberlanjutan Penting?
Akuntansi berbasis keberlanjutan memberikan kerangka kerja yang lebih komprehensif untuk mengukur dan melaporkan dampak sosial dan lingkungan yang dihasilkan oleh aktivitas bisnis. Dalam dunia yang semakin sadar akan isu keberlanjutan, masyarakat dan investor kini tidak hanya menilai perusahaan dari kinerja keuangannya. Perusahaan yang tidak mengelola dampak lingkungan dengan baik atau yang terlibat dalam praktik bisnis merugikan masyarakat berisiko menghadapi kerugian reputasi yang signifikan, yang dapat mempengaruhi nilai saham dan menarik investor. Dengan pendekatan ini, perusahaan dapat menunjukkan komitmennya terhadap tanggung jawab sosial dan lingkungan.
Baca juga: NTT Data Indonesia Hadirkan Solusi Digital untuk Meningkatkan Daya Saing
Manfaat untuk Bisnis
Implementasi akuntansi keberlanjutan memberikan berbagai manfaat yang bisa membantu perusahaan berkembang. Pertama, transparansi yang lebih tinggi dapat tercapai karena perusahaan yang terbuka tentang dampak sosial dan lingkungan cenderung lebih dipercaya oleh pemangku kepentingan. Kedua, dengan mengintegrasikan aspek keberlanjutan, perusahaan dapat mengidentifikasi risiko yang mungkin tidak terlihat dalam laporan keuangan tradisional, seperti risiko hukum atau kehilangan kepercayaan pelanggan akibat kerusakan lingkungan. Ketiga, pendekatan ini juga membuka peluang bagi perusahaan untuk mengembangkan produk ramah lingkungan atau berinovasi dalam mendukung ekonomi sirkular yang lebih berkelanjutan.
Peran Regulasi dan Standar dalam Akuntansi Keberlanjutan
Regulasi dan standar internasional memainkan peran kunci dalam mendukung implementasi akuntansi keberlanjutan. Organisasi seperti Sustainability Accounting Standards Board (SASB) dan International Integrated Reporting Council (IIRC) telah mengembangkan kerangka kerja untuk membantu perusahaan mengintegrasikan keberlanjutan dalam pelaporan mereka. Di Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui peraturan POJK 51/2017 mewajibkan perusahaan terbuka dan lembaga keuangan untuk melaporkan dampak sosial dan lingkungan sebagai bagian dari laporan tahunan mereka.
Baca juga: UMKM Jatim Diberdayakan dengan Workshop Videografi dan Digitalisasi
Tantangan Implementasi Akuntansi Berbasis Keberlanjutan
Meskipun akuntansi berbasis keberlanjutan menawarkan banyak manfaat, implementasinya tidak lepas dari tantangan. Salah satu hambatan utama adalah kurangnya pemahaman dan keahlian di kalangan profesional keuangan. Banyak akuntan yang belum terlatih untuk mengukur dan melaporkan data non-keuangan, seperti emisi karbon atau dampak sosial perusahaan. Selain itu, biaya awal untuk mengadopsi sistem baru sering kali menjadi kendala bagi perusahaan, terutama bagi usaha kecil dan menengah. Kurangnya standar global yang seragam juga menyulitkan perbandingan antar perusahaan di berbagai wilayah dan sektor industri.
Masa Depan Akuntansi Keberlanjutan
Keberlanjutan kini bukan lagi sekadar pilihan, tetapi menjadi kebutuhan bisnis di masa depan. Di dekade mendatang, diperkirakan akuntansi berbasis keberlanjutan akan menjadi standar baru bagi perusahaan. Dengan meningkatnya tekanan dari konsumen, investor, dan pemerintah, perusahaan yang gagal mengintegrasikan keberlanjutan ke dalam strategi mereka mungkin akan kesulitan bersaing. Investasi dalam teknologi hijau, inovasi produk berkelanjutan, dan transparansi dalam pelaporan adalah langkah penting untuk tetap relevan di pasar yang semakin kompetitif.
