Tantangan UMKM Bandung dalam Menghadapi Digitalisasi

Tangerang, 24 Desember 2024 – Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, menghadapi tantangan besar dalam hal adaptasi digitalisasi. Meskipun telah ada berbagai upaya untuk mendigitalisasi UMKM, hasilnya dinilai belum optimal. Dadan Ruhamat Kurnia, Kepala Bidang Pemberdayaan dan Pengembangan Usaha Mikro Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Bandung, menyebutkan bahwa motivasi dari pelaku usaha merupakan faktor kunci untuk mendorong digitalisasi yang lebih luas.

Dalam sebuah Focus Group Discussion (FGD) Pentahelix yang diadakan oleh Telkom University di Bandung pada Kamis (19/12/2024), Dadan menekankan pentingnya motivasi internal para pelaku usaha, terutama karena sebagian besar pelaku UMKM di Kabupaten Bandung didominasi oleh perempuan berusia 40 tahun ke atas. “Selain pendampingan dan pelatihan, motivasi dari pelaku usaha itu sendiri sangat diperlukan untuk mengembangkan produk mereka dan beradaptasi dengan teknologi digital,” ujarnya.

Baca juga: UMKM Medokan Semampir Berhasil Naik Kelas Lewat E-Commerce

Hambatan dalam Digitalisasi UMKM Kabupaten Bandung

Dadan juga menggarisbawahi bahwa pelatihan yang berkesinambungan sangat penting untuk mengenalkan lebih jauh teknologi digital kepada para pelaku UMKM. Selain itu, pelatihan untuk pendamping UMKM juga perlu diperhatikan karena mereka berperan penting dalam memastikan para pelaku usaha dapat memanfaatkan teknologi dengan maksimal. “Pendamping harus memiliki kompetensi yang cukup agar dapat meneruskan informasi yang relevan kepada pelaku usaha,” tambahnya.

Sementara itu, Sri Dewi Setiawati, Ketua Kelompok Keahlian Public Relation and Marketing Communication Digital Public Relation Fakultas Komunikasi dan Bisnis Telkom University, memaparkan hasil temuan dari kegiatan pelatihan digitalisasi untuk UMKM di Kabupaten Bandung. Dewi menyebutkan bahwa banyak peserta pelatihan yang mengedepankan motivasi ekstrinsik, seperti sekadar mencari ongkos pelatihan, bukan fokus untuk mempelajari materi pelatihan itu sendiri.

Baca juga: Ini Solusi Finansial UMKM dari CU Kasih Sejahtera

Kendala dalam Pemasaran Digital UMKM

Menurut Dewi, salah satu hambatan terbesar dalam penerapan digitalisasi UMKM adalah kurangnya keterampilan dasar seperti public speaking dan kemampuan menulis yang baik. Keterampilan ini sangat diperlukan dalam pemasaran produk melalui media sosial, yang membutuhkan kemampuan menulis caption yang menarik dan keterampilan berbicara di depan publik. “Misalnya, untuk menulis caption di media sosial yang menarik, diperlukan kemampuan menulis kreatif yang baik,” kata Dewi.

Pada pelatihan yang digelar pada 11, 16, 17, dan 18 Desember 2024, Dewi dan timnya menemukan bahwa peserta UMKM masih belum dapat memanfaatkan sepenuhnya alat digital untuk memahami target pasar mereka. Bahkan, sebagian besar peserta masih lebih memilih pemasaran secara konvensional ketimbang memanfaatkan platform digital. “Adaptasi digital UMKM di Kabupaten Bandung masih rendah,” ujar Dewi, yang menilai bahwa pemasaran konvensional masih menjadi pilihan utama.

Kesimpulan dan Tantangan ke Depan

Masih rendahnya tingkat adaptasi digital di kalangan UMKM Kabupaten Bandung menunjukkan adanya kebutuhan mendesak untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan digital di kalangan pelaku usaha. Dengan pelatihan yang tepat dan dorongan motivasi yang kuat, diharapkan pelaku UMKM dapat mengoptimalkan penggunaan teknologi untuk meningkatkan daya saing dan memperluas pasar mereka, terutama di era digital yang semakin berkembang pesat.

Untuk itu, penting bagi pemerintah daerah, lembaga pendidikan, dan berbagai pihak terkait untuk terus berkolaborasi memberikan pelatihan dan pendampingan yang berkelanjutan, agar UMKM di Kabupaten Bandung dapat bersaing di pasar digital yang semakin kompetitif.

Latest articles

spot_imgspot_img

Related articles

spot_img