Tangerang, 18 Desember 2024 – Digitalisasi kini menjadi kebutuhan vital bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia. Tidak hanya di kota besar seperti Jakarta, tren ini telah merambah hingga ke daerah-daerah, termasuk Jayapura. Di sana, pelaku UMKM kuliner memanfaatkan platform digital untuk memperluas jangkauan pasar dan meningkatkan penjualan, hanya dengan beberapa klik pada perangkat gawai.
Pandemi Covid-19 menjadi momentum penting bagi UMKM Indonesia untuk bertransformasi menuju digital. Dalam situasi yang penuh tantangan, banyak pelaku usaha yang berlomba-lomba mengadopsi teknologi agar tetap bisa bertahan. Pemerintah Indonesia juga memberikan dukungan penuh terhadap gerakan UMKM Go Digital, dengan tujuan agar lebih banyak pelaku usaha bisa memanfaatkan teknologi untuk mengembangkan bisnis mereka.
Baca juga: Menghadapi Disrupsi Digital, Majalah Bisnis Harus Beradaptasi
Data Kementerian UMKM mencatatkan capaian signifikan
Menurut data Kementerian UMKM, pada 2022, sekitar 19 juta UMKM telah bergabung ke berbagai platform digital. Pemerintah pun menargetkan sebanyak 30 juta UMKM dapat mengakses platform digital pada 2024. Program ini sejalan dengan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia, yang bertujuan agar produk-produk dalam negeri lebih dikenal luas.
Namun, hingga pertengahan 2024, sekitar 25 juta UMKM baru berhasil bergabung dengan platform digital, sehingga masih ada tantangan besar untuk mencapai target tersebut. Meski demikian, dampak positif dari digitalisasi terhadap UMKM di Indonesia sudah sangat terlihat.
Baca juga: Peta Jalan Jasa Industri 2025 2045 Dorong Pertumbuhan Ekonomi
Dampak Positif Digitalisasi bagi UMKM
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2024, UMKM menyumbang sekitar 60 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. Peningkatan tersebut sebagian besar didorong oleh kemampuan pelaku usaha untuk menjangkau pasar lebih luas melalui platform digital. Sebagai contoh, seorang pelaku usaha kuliner di Jayapura mengungkapkan bahwa penjualannya meningkat hingga 40 persen setelah bergabung dengan aplikasi pengantaran makanan.
Riana, pemilik bisnis kerajinan tangan dari Bandung, juga merasakan dampak positif digitalisasi. Setelah mengikuti pelatihan UMKM Go Digital, Riana mulai menjual produknya melalui marketplace dan media sosial. Kini, produknya telah diekspor ke Jepang dan Jerman, membuka peluang pasar global yang sebelumnya tidak terjangkau.
Tantangan yang Dihadapi UMKM
Meskipun digitalisasi memberikan banyak manfaat, ada beberapa tantangan yang masih menghambat laju transformasi UMKM, terutama terkait literasi digital yang masih rendah di beberapa daerah. Selain itu, infrastruktur internet yang belum merata juga menjadi kendala bagi UMKM yang berada di wilayah terpencil. Permasalahan ini perlu segera diatasi agar UMKM di seluruh Indonesia dapat merasakan manfaat teknologi.
Mendorong Ekonomi Inklusif melalui Digitalisasi
Digitalisasi UMKM menjadi langkah strategis dalam mendorong ekonomi inklusif di Indonesia. Program UMKM Go Digital telah memberikan dampak positif yang signifikan bagi pelaku usaha, meski ada tantangan untuk mencapai target 30 juta UMKM Go Digital pada 2024. Dengan terus berkolaborasi dan berinovasi, transformasi digital di sektor UMKM diharapkan semakin memperkuat kontribusi UMKM terhadap perekonomian nasional.
Melalui upaya bersama, diharapkan UMKM Indonesia bisa semakin berkembang, tidak hanya di pasar domestik, tetapi juga mampu menembus pasar global, memperkuat perekonomian negara, dan menciptakan lapangan kerja yang lebih luas.