Tangerang, 16 Desember 2024 – Pemerintah terus mendorong penggunaan produk lokal sebagai bagian dari upaya memperkuat kemandirian ekonomi Indonesia. Semangat ini digaungkan oleh Presiden Prabowo Subianto, yang percaya bahwa produk-produk buatan putra-putri bangsa dapat menguasai pasar domestik. Salah satu produk yang menunjukkan permintaan besar adalah penyejuk udara (AC), dengan konsumsi mencapai 5 juta unit per tahun pada 2023.
Namun, tantangan besar masih dihadapi, terutama dari sisi neraca perdagangan industri elektronika yang masih negatif. Impor produk household, termasuk AC, berkontribusi sebesar USD1,8 miliar atau sekitar 6% dari total impor elektronik. Untuk mengurangi ketergantungan impor, PT Daikin Industries Indonesia mengambil langkah besar dengan membangun pabrik AC skala penuh pertama di Indonesia.
Baca juga: Kolaborasi Pemerintah Dorong Inovasi IKM Lokal
Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza menyampaikan apresiasinya dalam kunjungan ke pabrik Daikin di Greenland International Industrial Center, Cikarang, pada Kamis (12/12). “Pembangunan pabrik ini merupakan investasi besar senilai Rp3,3 triliun dengan kapasitas produksi 1,5 juta unit per tahun. Ini menjadi salah satu investasi terbesar di sektor elektronika,” ujarnya.
Dengan investasi ini, Daikin diproyeksikan mampu menyerap tenaga kerja hingga 2.500 orang. Produksi massal dijadwalkan dimulai pada Desember 2024, dan produk AC lokal ini diharapkan dapat diluncurkan pada pertengahan 2025.
Presiden Direktur PT Daikin Industries Indonesia, Khamhaeng Boonthavee, menjelaskan bahwa seluruh proses produksi, mulai dari pemilihan bahan baku hingga produk siap jual, dilakukan di Indonesia sesuai standar global Daikin. “Kami memastikan setiap tahap memenuhi kualitas terbaik untuk memenuhi kebutuhan konsumen Indonesia,” katanya.
Direktur PT Daikin Industries Indonesia, Budi Mulia, menambahkan bahwa pabrik ini telah memenuhi berbagai persyaratan, seperti Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) hingga Standar Nasional Indonesia (SNI). “Kami menargetkan TKDN lebih dari 40% pada 2025,” ujarnya.
Wamenperin juga mendorong Daikin untuk memproduksi komponen penting seperti kompresor, yang hingga saat ini masih bergantung pada impor. Dengan langkah ini, Indonesia dapat lebih mandiri dalam industri AC sekaligus membuka peluang ekspor ke pasar global.
Baca juga: Mudah dan Cepat! BRI Bantu UMKM Raih Sertifikasi BPOM
Pabrik Daikin ini menjadi bukti nyata bahwa investasi Ekonomi besar dari perusahaan multinasional dapat mendukung visi pemerintah untuk meningkatkan daya saing produk lokal di pasar internasional.