Kenapa Banyak UMKM Gagal Go Digital? Ini Jawabannya!

Tangerang, 16 Desember 2024 – Di tengah arus globalisasi dan digitalisasi yang semakin pesat, sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia menghadapi tantangan besar sekaligus peluang luar biasa. Digitalisasi UMKM bukan lagi sekadar opsi, melainkan kebutuhan yang mendesak untuk meningkatkan daya saing dan menjangkau pasar yang lebih luas melalui cara digital.

Sekelompok mahasiswa dari Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sumatera Utara—Anggi Fahria Fatin, Anggita Marito Siallagan, Afiyah Liani Lubis, dan Muhammad Hafiz Hawari—melakukan riset lapangan sebagai bagian dari tugas mata kuliah Pekerja Sosial Internasional. Mereka mengidentifikasi lambatnya adopsi teknologi digital sebagai tantangan utama yang dihadapi UMKM, sebuah isu yang mengundang pro dan kontra di kalangan pelaku usaha.

Baca juga: Izin Usaha UMKM Cepat Hanya 30 Menit Lewat OSS

Menurut data Kementerian Koperasi dan UKM, pada tahun 2023 sekitar 33,6% UMKM telah terdigitalisasi, meningkat dari hanya 13% pada 2022. Meski menunjukkan kemajuan, angka ini masih jauh dari target pemerintah, yakni 30 juta UMKM terdigitalisasi pada 2024.

Riset mahasiswa ini mengungkapkan bahwa pelaku usaha seperti Rayyan, pemilik Zee Coffee dan Teman Fried Chicken, merasakan manfaat besar dari digitalisasi. Dengan memanfaatkan platform e-commerce seperti Shopee, Gojek, dan Grab, omzet usahanya meningkat signifikan. Rayyan juga menggunakan media sosial seperti TikTok untuk mempromosikan produknya, yang bahkan sempat viral. Selain itu, aplikasi manajemen seperti Kasir Pintar mempermudah pengelolaan stok dan keuangan. Namun, biaya layanan aplikasi ini sering menjadi kendala bagi UMKM kecil.

Berbeda halnya dengan Oky, pemilik Siomay Medan, yang masih menjalankan usahanya secara manual. Ia khawatir kehilangan interaksi personal dengan pelanggan dan merasa beban biaya platform digital terlalu besar. Pandangan ini mencerminkan dilema yang dihadapi banyak pelaku UMKM.

Baca juga: Cara UMKM Mengelola Keuangan dengan Laporan yang Tepat

Digitalisasi menawarkan potensi besar, termasuk peningkatan efisiensi, jangkauan pasar, dan inovasi. Namun, keberhasilan implementasi memerlukan kesiapan dari pelaku usaha, baik dari sisi kemampuan teknis maupun finansial. Diperlukan langkah-langkah strategis, seperti pelatihan digitalisasi, subsidi biaya platform digital, dan teknologi yang menghargai nilai tradisional.

Melalui pendekatan yang inklusif, digitalisasi UMKM tidak hanya mendorong inovasi tetapi juga menjaga karakteristik unik yang menjadi daya tarik utama. Dengan demikian, UMKM di Indonesia dapat berkembang lebih kompetitif tanpa kehilangan identitasnya.

Latest articles

spot_imgspot_img

Related articles

spot_img