Tangerang, 16 Desember 2024 – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus menunjukkan komitmennya dalam pengembangan pendidikan vokasi guna menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten dan siap menghadapi tantangan industri modern. Salah satu upaya besar tersebut terwujud melalui Politeknik Teknologi Kimia Industri (PTKI) Medan, yang kini bertekad menjadi perguruan tinggi unggul dengan pengembangan kualitas dosen dan kurikulum yang relevan dengan kebutuhan industri.
Sebagai bagian dari langkah ini, PTKI Medan saat ini memiliki 71 dosen yang terdiri dari 14 Lektor Kepala dan 10 dosen bergelar doktor. Hal ini menunjukkan komitmen kuat PTKI Medan untuk memastikan tenaga pengajar yang berkualitas demi mencetak SDM yang unggul di bidang teknologi kimia industri. Salah satu pencapaian terbaru dari kampus ini adalah pengukuhan Prof. Dr. Elvri Melliaty Sitinjak, MT, sebagai guru besar dalam bidang ilmu kimia di Program Studi Teknik Kimia PTKI Medan. Pengukuhan ini menjadikannya sebagai salah satu dari empat guru besar yang dimiliki Kemenperin, yang tentunya menjadi kebanggaan bagi lembaga tersebut.
Baca juga: Investasi di Indonesia Tumbuh Pesat di Sektor Hijau dan Digital
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI), Masrokhan, menegaskan bahwa peran guru besar seperti Prof. Dr. Elvri Melliaty Sitinjak sangat penting dalam mendorong inovasi melalui pendidikan, riset, dan pengabdian masyarakat. “Pencapaian ini bukan hanya capaian pribadi, tetapi juga menjadi kebanggaan bagi PTKI Medan dan Kemenperin,” ujar Masrokhan dalam pengukuhan yang berlangsung pada Senin (16/12).
Masrokhan juga berharap, pengukuhan ini dapat menjadi inspirasi bagi akademisi lain untuk terus berinovasi, menghasilkan karya-karya besar yang berdampak positif bagi industri. Pencapaian menjadi guru besar, lanjutnya, harus dijadikan momentum untuk semakin mengembangkan potensi dalam dunia pendidikan vokasi, terutama yang berkaitan dengan industri nasional.
Dalam orasi ilmiahnya, Prof. Dr. Elvri Melliaty Sitinjak membahas topik yang relevan dengan perkembangan industri nasional, yaitu “Modifikasi Pemurnian Minyak Kelapa Sawit dengan Metode Adsorpsi untuk Mempertahankan Kandungan Mikronutrien”. Topik ini sejalan dengan kebijakan Peraturan Presiden Nomor 74 Tahun 2022 tentang Kebijakan Industri Nasional yang berfokus pada pengembangan industri hilir kelapa sawit.
Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasamita, sebelumnya juga menekankan pentingnya penguatan produksi bahan pangan fungsional dan produk hilir non-pangan berbasis minyak kelapa sawit. Menurutnya, peningkatan kualitas bahan baku menjadi kunci untuk memajukan sektor industri hilir kelapa sawit yang kini memiliki nilai ekonomi lebih dari Rp750 triliun per tahun, menyumbang 3,5 persen terhadap PDB nasional pada tahun 2023.
Baca juga: Investasi Kemitraan UMKM Tembus Rp39 Triliun Tahun Ini
Melalui komitmen terhadap pendidikan vokasi dan pengembangan SDM berkualitas, Kemenperin berharap dapat memperkuat daya saing industri nasional, khususnya dalam sektor hilir kelapa sawit, yang terus berpotensi untuk ekspansi dan inovasi.