Generasi Muda Bisa Ciptakan Karier di Green Jobs Indonesia

Tangerang, 02 Desember 2024 – Tren green jobs atau pekerjaan ramah lingkungan diperkirakan akan terus berkembang pesat di Indonesia, terutama dengan adanya target pemerintah untuk mencapai nol emisi karbon pada tahun 2060. Target tersebut membuka peluang besar bagi tenaga kerja yang ingin berkontribusi dalam pelestarian lingkungan. Menurut Jerhemy Owen, seorang Environmental Content Creator, green jobs menawarkan banyak kesempatan bagi anak muda. “Proses menuju nol emisi membutuhkan orang-orang yang ahli di bidang ini. Kesempatan untuk terjun ke green jobs sangat besar,” ujar Owen dalam acara Green Collabs yang diselenggarakan Katadata Green bekerja sama dengan FISIP Universitas Indonesia (UI) di Kampus UI, Depok, Jawa Barat, Kamis (28/11/2024).

Proyeksi Green Jobs di Indonesia

Berdasarkan data proyeksi green jobs pada tahun 2023, terdapat sekitar 600 ribu lapangan pekerjaan di sektor energi terbarukan di Indonesia. Angka ini diprediksi akan terus meningkat, menjadi 740 ribu pada tahun 2030, dan mencapai 1,07 juta pada tahun 2050. Laporan Global Green Skills Report 2023 dari LinkedIn juga mencatatkan bahwa terdapat tiga jenis green jobs dengan peluang terbesar bagi pekerja tanpa pengalaman, yaitu analis energi, ahli agronomi, dan manajer keberlanjutan.

Baca juga: CIMB Niaga Auto Finance Salurkan Rp 563 Miliar untuk Kendaraan Ramah Lingkungan

Tiga Bidang Green Jobs yang Menjanjikan

Bambang Shergi Laksmono, Ketua Dewan Guru Besar FISIP UI, mengungkapkan ada tiga bidang green jobs yang bisa dijadikan pilihan sesuai preferensi individu. Pertama adalah green governance, yang mencakup bidang advokasi, hukum, media, dan diplomasi. Kedua, green economy di sektor produksi, yang berfokus pada pembuatan produk ramah lingkungan. Ketiga, green activism, yang melibatkan kegiatan memperjuangkan nilai-nilai ramah lingkungan.

Bambang menambahkan bahwa kampus memiliki peran penting dalam membekali mahasiswa dengan keterampilan, sikap, dan nilai yang dibutuhkan untuk bersaing di pasar kerja, terutama di bidang green jobs.

Baca juga: Kementerian Kominfo Berikan Penghargaan pada UMKM Digital Terbaik

Peluang di Sektor Non-Lingkungan

Senior Economist Masyita Crystallin menekankan bahwa peluang green jobs tidak hanya terbatas pada sektor industri hijau saja. Bahkan, sektor pertambangan dan keuangan kini juga membutuhkan tenaga kerja yang memiliki keterampilan dalam green jobs. Masyita berpendapat bahwa kebutuhan akan pekerjaan terkait dengan green economy, seperti analis yang berfokus pada keberlanjutan, akan semakin besar. Bahkan, profesi seperti trader karbon juga diprediksi akan berkembang pesat di masa depan.

Keterampilan dan Ekosistem yang Mendukung

Selain keterampilan teknis, keterampilan non-teknis seperti komunikasi, penulisan, analisis, dan critical thinking juga sangat diperlukan dalam green jobs. Verena Puspawardani, anggota Dewan Eksekutif Coaction Indonesia, menambahkan bahwa basis ekosistem juga memainkan peran penting dalam pengembangan green jobs. Sebagai contoh, di Indonesia Timur, yang kaya akan potensi energi terbarukan, dapat menjadi sumber utama green jobs jika penduduk setempat dibekali dengan pengetahuan tentang bagaimana membangun energi terbarukan secara berkelanjutan.

Acara Green Collabs X FISIP UI bertujuan untuk memberdayakan mahasiswa dan masyarakat dalam memahami konsep keberlanjutan. Para peserta terlibat dalam diskusi serta kegiatan yang dapat menumbuhkan pemahaman yang lebih mendalam tentang praktik keberlanjutan dan penerapannya di dunia nyata.

Latest articles

spot_imgspot_img

Related articles

spot_img