Tangerang, 30 November 2024 – Pasar keuangan Indonesia pada Kamis (28/11/2024) ditutup dengan hasil yang beragam. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami pelemahan, sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terapresiasi, dan Surat Berharga Negara (SBN) mencatatkan minat investor yang cukup tinggi.
Pada penutupan perdagangan kemarin, IHSG melemah 0,63% ke level 7.200,15. Posisi ini kembali menempatkan IHSG di bawah level psikologis 7.200, yang berpotensi untuk bergerak lebih rendah dalam perdagangan hari ini. Total transaksi IHSG tercatat mencapai sekitar Rp10,7 triliun, dengan volume saham yang diperdagangkan sebanyak 26,22 miliar lembar saham, yang berpindah tangan dalam 1,06 juta transaksi. Tercatat, 222 saham mengalami apresiasi, 342 saham terdepresiasi, dan 228 saham stagnan.
Baca juga: Bank UMKM Jatim Bantu IKM Logam Masuki Industri Besar
Investor asing juga terlihat melakukan aksi jual bersih yang cukup besar, dengan nilai Rp840 miliar di seluruh pasar. Sebanyak tujuh dari 11 indeks sektoral tercatat mengalami penurunan. Sektor energi mengalami koreksi paling dalam, yaitu sebesar 2,81%, diikuti oleh sektor bahan dasar yang melemah 1,13%, serta sektor infrastruktur yang turun 0,86%. Sementara itu, sektor kesehatan mencatatkan lonjakan sebesar 2,2%, sektor konsumer siklikal naik 0,31%, dan sektor konsumer non-siklikal menguat tipis sebesar 0,07%.
Saham PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) menjadi salah satu penyebab utama penurunan IHSG, dengan kontribusi penurunan sebesar 28,14 poin. Saham ADRO terkena auto reject bawah (ARB) seiring dengan pembagian dividen jumbo setelah Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang disetujui pada 18 November 2024. Dividen tunai final yang dibagikan mencapai Rp1.359 per lembar saham, menghasilkan yield sebesar 36,05%, yang menjadi salah satu yang terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun ini. Tidak mengherankan jika setelah pembayaran dividen, saham ADRO banyak yang dijual oleh investor.
Di sisi lain, pasar mata uang Indonesia menunjukkan hasil yang lebih positif. Rupiah berhasil menguat sebesar 0,38% terhadap dolar AS, ditutup pada posisi Rp15.865/US$. Hal ini didorong oleh pelemahan indeks dolar AS (DXY) yang mengalami koreksi setelah sebelumnya berada pada kondisi overbought. Ralph Birger Poetiray, Head of Treasury & Financial Institution Bank Mega, menyatakan bahwa dolar AS mulai melemah setelah keluarnya data PCE AS dan pengumuman pemilihan Menteri Keuangan AS yang pro-growth. Ia juga menambahkan bahwa rupiah berpotensi terus menguat menuju bulan Desember, didukung oleh fundamental ekonomi Indonesia yang solid.
Di sektor obligasi, imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) bertenor 10 tahun tercatat sedikit menurun dari 6,923% menjadi 6,903%. Penurunan yield ini menunjukkan minat investor yang meningkat terhadap pasar SBN, dengan harga obligasi yang bergerak sebaliknya terhadap yield yang turun.
Baca juga: UMKM Magelang Sukses Ekspor Ke Amerika Serikat
Proyeksi untuk pasar keuangan Indonesia pada hari Jumat (29/11/2024) masih akan dipengaruhi oleh faktor-faktor internal maupun eksternal. Investor disarankan untuk tetap memantau sentimen pasar yang bisa mempengaruhi arah pergerakan pasar lebih lanjut.