Mata Najwa: AI Jadi Partner Bisnis dan Pembelajaran Masa Depan

Tangerang, 28 November 2024 – Pada acara Mata Najwa yang berlangsung di Jakarta, CEO Nvidia, Jensen Huang, berbicara tentang potensi besar Kecerdasan Buatan (AI) dalam mengubah cara kita hidup dan bekerja. Dalam perbincangannya yang penuh wawasan dengan Najwa Shihab, Jensen mengungkapkan bahwa AI bukan hanya sekadar alat, tetapi juga dapat menjadi rekan kerja yang “super” bagi semua orang, terutama dalam meningkatkan kapasitas manusia.

Menurut Jensen, AI saat ini berperan sebagai democratizer pengetahuan, yang memungkinkan akses informasi lebih mudah dan merata. “Jika Anda merasa kurang sehat atau membutuhkan ide untuk bisnis Anda, Anda bisa berbicara dengan AI yang akan memberikan saran,” ungkapnya. Meskipun tidak semua ide yang diberikan oleh AI akan langsung berguna, interaksi tersebut dapat memicu pemikiran baru yang inovatif, terutama bagi pelaku usaha kecil seperti penjual makanan kaki lima.

Baca juga: Transformasi Digital Seed Paper Indonesia dengan Sistem CRM

AI: Solusi untuk Bisnis Kecil dan Masyarakat Indonesia

Jensen juga memberikan pandangannya tentang bagaimana AI dapat membantu para pedagang kaki lima atau pengusaha kecil yang terbatas sumber daya kepada Najwa Shihab. Menurutnya, mereka tidak perlu membangun AI sendiri, namun cukup memanfaatkan teknologi yang sudah ada. Dengan menggunakan perangkat AI, mereka dapat mempelajari resep baru, meningkatkan strategi bisnis, atau sekadar mendapatkan solusi untuk masalah yang dihadapi.

“AI akan menjadi tutor pribadi bagi siapa saja, kapan saja. Semua orang di dunia, termasuk pedagang kecil, dapat memanfaatkannya untuk mendapatkan pengetahuan yang mereka butuhkan,” tambah Jensen.

Baca juga: Mau Cuan? Intip 5 Peluang Bisnis Potensial di 2025!

Mengurangi Ketakutan dan Meningkatkan Akses Teknologi

Jensen juga menanggapi kekhawatiran banyak orang tentang AI, yang sering kali dipicu oleh gambaran negatif dalam film-film fiksi ilmiah. Ia menegaskan bahwa meskipun AI memiliki potensi yang besar, masyarakat harus memandangnya sebagai alat yang dapat membantu meningkatkan kehidupan, bukan sebagai ancaman. “Dulu orang juga takut dengan internet, tapi sekarang semua orang menggunakannya. AI akan menjadi lapisan baru di atas internet yang akan membantu kita menyelesaikan masalah,” jelasnya.

Pendidikan di Era AI: Keterampilan Baru yang Diperlukan

Dalam kesempatan tersebut, Jensen juga membahas tentang perubahan besar dalam dunia pendidikan. Ia menyatakan bahwa di masa depan, belajar coding atau pemrograman komputer tidak lagi menjadi hal yang penting untuk sebagian besar orang. Yang lebih penting adalah kemampuan untuk berinteraksi dengan AI, mengajukan pertanyaan yang tepat, dan memanfaatkan teknologi untuk menjadi lebih cerdas. “Semua orang harus belajar cara berkomunikasi dengan AI dan memanfaatkan teknologi ini untuk mencapai potensi maksimal mereka,” katanya.

Menjadi Superhuman dengan AI

Pada akhir wawancaranya, Jensen menekankan bahwa AI bukanlah teknologi yang membuat manusia kalah, melainkan yang membuat kita menjadi “superhuman”. “Dengan AI, kita akan bisa menyelesaikan masalah dengan cara yang lebih cepat dan efisien, bahkan bisa lebih pintar dari sebelumnya. Ini adalah peluang besar bagi setiap orang di dunia, termasuk Indonesia,” pungkasnya.

Dalam acara tersebut, Jensen juga mengapresiasi langkah Indonesia yang telah mengembangkan AI dengan bahasa dan budaya lokal, dan mendorong para profesional muda untuk memanfaatkan teknologi ini untuk meraih kesuksesan di era baru ini.

Latest articles

spot_imgspot_img

Related articles

spot_img