Peluang Ekspor Tekstil ke Korea Selatan Terus Mengembang

Tangerang, 18 November 2024 – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus berupaya meningkatkan daya saing industri tekstil dan produk tekstil (TPT) di tengah tantangan global, seperti maraknya produk impor ilegal. Isu keberlanjutan menjadi perhatian utama bagi industri TPT nasional, seiring dengan perkembangan tren manufaktur yang berwawasan lingkungan. Dalam upaya mendorong keberlanjutan, Kemenperin menekankan pentingnya penerapan prinsip-prinsip industri hijau serta standar mutu yang berkelanjutan.

Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Andi Rizaldi menyatakan, isu keberlanjutan di sektor TPT berpotensi mendukung terciptanya ekonomi sirkular dan mendorong inovasi. “Industri TPT dapat menggali potensi keberlanjutan ini dari segi desain produk, spesifikasi, serta standar industri yang diterapkan,” ujar Andi di Jakarta, Sabtu (16/11).

Baca juga: 40 Pelaku UMKM Balangan Terima Ilmu Digital Marketing, Siap Go Online!

Penerapan standar industri hijau dan sistem manajemen mutu yang berkelanjutan menjadi langkah penting untuk meningkatkan kualitas produk secara berkesinambungan. Selain itu, pemerintah telah melakukan pembinaan terkait pemilihan bahan baku, proses produksi, energi, air, hingga pengelolaan limbah dan emisi gas rumah kaca, guna mewujudkan pembangunan industri yang lebih ramah lingkungan.

Salah satu upaya konkret Kemenperin adalah melalui seminar “Sustainable Textile for Environmental, Social, and Governance (ESG) Implementation,” yang diadakan oleh Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Tekstil (BBSPJI Tekstil) Bandung. Seminar ini dihadiri oleh 70 perwakilan stakeholder industri TPT dan menjadi bagian dari rangkaian kerja sama antara BBSPJI Tekstil dan Korea Institute of Industrial Technology (KITECH) Korea Selatan. Kerja sama ini bertujuan untuk pengembangan infrastruktur, konsultansi teknis, serta pertukaran teknologi dan informasi antara Indonesia dan Korea Selatan.

Andi Rizaldi juga menambahkan bahwa Kemenperin mendorong industri TPT untuk memperluas pasar ekspor, terutama ke negara-negara nontradisional yang memiliki potensi besar. Proyeksi pertumbuhan pasar TPT di Asia diperkirakan mencapai 3,17 persen antara 2024 hingga 2028, dengan Korea Selatan menjadi tujuan ekspor utama setelah Amerika Serikat dan Jepang. Pada 2023, nilai ekspor TPT ke Korea Selatan tercatat mencapai USD492,77 juta, dengan pangsa pasar 4,24 persen.

Dengan adanya dorongan dari Kemenperin dan BBSPJI Tekstil, industri TPT diharapkan dapat meningkatkan kualitas produk, memperluas akses pasar global, serta memanfaatkan peluang kerja sama internasional untuk mendukung daya saing yang lebih baik di kancah global. “Kami berharap BBSPJI Tekstil Bandung dapat memperluas layanan dan infrastruktur mutu untuk memenuhi kebutuhan industri dan global compliance,” tambah Andi.

Baca juga: Kopi Berdestinasi Tembus Pasar Lebih Luas dengan Sertifikasi Halal

Pencapaian tersebut tentunya akan membantu industri TPT Indonesia tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang lebih pesat di pasar internasional.

Latest articles

spot_imgspot_img

Related articles

spot_img