Tangerang, 14 Oktober 2024 – Bisnis kain kafan biasanya tidak dianggap sebagai industri yang menarik perhatian publik, tetapi Yoka, seorang pengusaha asal Bandung, berhasil mengubah pandangan tersebut melalui usaha inovatifnya yang bernama Kafani. Diluncurkan pada Maret 2024, Kafani menjual kain kafan secara offline di Bandung dan online melalui platform media sosial seperti Instagram dan TikTok. Dengan pendekatan yang berbeda, bisnis ini berhasil menarik minat masyarakat, bahkan menghadirkan interaksi dinamis yang beragam.
Baru-baru ini, Yoka mulai melakukan promosi langsung atau live streaming di TikTok. Dalam sesi live ini, ia memasarkan kain kafan dengan pendekatan yang unik, menggunakan humor untuk mengemas produk yang biasanya dianggap serius. Unggahan akun X @kegblgnunfaedh memperlihatkan bahwa dalam seminggu terakhir, Yoka melakukan lima sesi live yang mendapatkan banyak perhatian dari netizen.
Baca juga: Peluang Emas Jadi Petani Milenial, Gaji Rp10 Juta
Sebagian besar penonton menanggapi kontennya dengan serius, melihatnya sebagai pengingat tentang pentingnya persiapan pengurusan jenazah. Namun, ada pula netizen yang memberikan komentar dengan nada humor, menciptakan suasana yang lebih santai dan menyenangkan. Salah satu komentar yang cukup mencuri perhatian datang dari akun @yantea85. Komentar tersebut berbunyi, “Ngakak sih aing, apalagi pas ada komen ‘Bang klo saya co barang belum sampe tapi udh meninggal duluan gimana?’ Si Abang santuy jawab: ‘Di-keep aja, kan yang meninggal bukan cuma kamu, orang rumah pasti bakal meninggal juga.’”
Menanggapi berbagai respons ini, Yoka tetap tenang dan bahkan mampu memanfaatkannya sebagai peluang. Ia menyadari bahwa bisnis kain kafan, dengan pendekatan yang tepat, mampu menemukan pasar unik di era digital. Kombinasi antara pesan mendalam tentang kematian dan nuansa humor yang dihadirkan Yoka menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat, terutama di media sosial.
Tak hanya komentar humor, banyak juga netizen yang menghargai pesan moral di balik bisnis ini. Akun @lvcookisncream, misalnya, menyebutkan bahwa usaha ini mengingatkan bahwa hidup hanya sementara dan mengajak penonton untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan. Sementara itu, akun @ntldbr mengapresiasi konsep Kafani sebagai bisnis yang bukan sekadar berjualan, tetapi juga menghadirkan hiburan sekaligus renungan.
Baca juga: Indonesia Incar 75% Energi Terbarukan pada 2040, PLN Siap Jalankan
Dengan pendekatan yang cerdas dan kreatif, Yoka berhasil menjadikan bisnis kain kafannya bukan sekadar usaha biasa. Bisnis ini mengingatkan masyarakat bahwa pada akhirnya, semua orang akan kembali ke Yang Maha Kuasa. Seperti yang ditulis @wahyujo123, “Pengen ketawa tapi bener… semahal apapun baju yang dipake sekarang… endingnya buat kaum muslim ya cuma dipakein kain begituan aja.”
Lewat kombinasi humor dan kesadaran akan kematian, Yoka sukses menjadikan Kafani sebagai bisnis yang menyentuh hati banyak orang, mengundang tawa sekaligus mengingatkan untuk tidak melupakan akhir hidup. Dengan demikian, Kafani berhasil menghadirkan pendekatan segar dalam bisnis kain kafan yang bukan hanya tentang menjual produk, tetapi juga sebagai sarana untuk merenungkan arti hidup.