Perusahaan Energi Indonesia Tetap Fokus Pada Penurunan Emisi

Tangerang, 13 November 2024 – Pelaku usaha di sektor energi dan industri komoditas ekstraktif di Indonesia terus menunjukkan komitmen dalam mengurangi emisi karbon, salah satu sumber utama dampak terhadap perubahan iklim. Sebagai sektor penghasil emisi karbon terbesar, perusahaan-perusahaan di bidang ini berupaya mengadopsi strategi bisnis rendah emisi untuk mewujudkan tujuan keberlanjutan.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), sektor energi di Indonesia menghasilkan emisi karbon sebesar 638,80 juta ton CO2 pada tahun 2019, sementara sektor industri pengolahan menghasilkan 601,75 juta ton CO2. Angka ini menjadikan sektor energi dan komoditas ekstraktif sebagai kontributor terbesar emisi karbon di negara ini. Untuk mengatasi hal tersebut, perusahaan besar di sektor ini berkomitmen untuk mengurangi emisi dan mempercepat transisi energi.

Baca juga: Digitalisasi Transaksi Meningkatkan PAD NTT 4,72%

Salah satu perusahaan yang menunjukkan komitmen dalam dekarbonisasi adalah PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC). Direktur MEDC, Amri Siahaan, dalam CEO Dialogue on Climate Action di sela-sela COP29 pada Senin (11/11/2024), mengemukakan target perusahaan dalam penurunan emisi karbon sebesar 20% pada tahun 2025 dan 30% pada 2030. “Kami juga melakukan transisi ke energi rendah karbon yang diawali dengan listrik bertenaga gas. Selain itu, kami berinvestasi lebih di energi terbarukan,” ujar Amri. Menariknya, MEDC sudah berhasil mencapai target emisi karbon 2025 lebih cepat, yakni pada tahun 2023.

Baca juga: Isu Deforestasi di Aceh, Nestle & P&G Mulai Penyelidikan

Sementara itu, PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) juga berupaya menjalankan strategi penurunan emisi karbon secara progresif. CEO Vale Indonesia, Febriany Eddy, mengungkapkan bahwa perusahaan baru-baru ini menandatangani kerja sama dengan GEM CO., Ltd untuk membangun smelter berteknologi High-Pressure Acid Leaching (HPAL) senilai US$1,4 miliar. Proyek ini merupakan kerja sama antara Indonesia dan China yang ditandatangani pada Forum Bisnis Indonesia-China di Beijing, Minggu (10/11/2024). Menurut Febriany, “Ini akan menjadi smelter HPAL pertama yang dikembangkan dengan komitmen net zero sejak hari pertama pengembangan.”

Kerja sama ini menegaskan langkah Vale Indonesia untuk mengurangi dampak karbon dari kegiatan industrinya dan meningkatkan keberlanjutan dalam operasi perusahaan. Proyek ini diharapkan dapat mendukung target net zero di Indonesia dengan menyediakan fasilitas yang ramah lingkungan.

Komitmen yang ditunjukkan oleh Medco Energi, Vale Indonesia, dan pelaku usaha lainnya di sektor energi ini penting dalam mempercepat langkah Indonesia menuju masa depan yang lebih hijau. Transisi ke energi rendah karbon dan investasi pada teknologi terbarukan menjadi strategi utama perusahaan-perusahaan ini dalam mendukung target iklim yang lebih ambisius. Di tengah meningkatnya kesadaran global akan perubahan iklim, upaya ini diharapkan tidak hanya mengurangi emisi nasional, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia dalam mencapai komitmen iklim global.

Latest articles

spot_imgspot_img

Related articles

spot_img