Asosiasi Memadukan UMKM dengan Fintech P2P Lending

getimedia.id-Jakarta Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) berencana menggelar UMKM Digital Summit 2023 pada 21 September mendatang di Convention Hall SMESCO Jakarta. Acara ini memiliki tujuan yang sangat penting, yaitu menghubungkan, memajukan, dan mendukung perkembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia dengan memanfaatkan teknologi digital dan layanan fintech.

Dalam UMKM Digital Summit, AFPI akan menciptakan peluang bagi para pelaku UMKM untuk berinteraksi dengan penyedia platform fintech P2P lending. Hal ini bertujuan untuk mendorong pertumbuhan sektor UMKM di era digital, yang saat ini memiliki peran sentral dalam perekonomian Indonesia dengan kontribusi sebesar 60,5 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan menyerap 97 persen tenaga kerja nasional.

Namun, kendala utama yang dihadapi UMKM adalah akses terbatas terhadap kredit dari lembaga keuangan formal, dengan 61,8 persen UMKM yang masih mengalami kesulitan dalam mendapatkan pendanaan menurut survei Bank Indonesia. Selain itu, pembiayaan cenderung terpusat di wilayah Jawa dan Bali, meninggalkan sebagian besar UMKM di luar wilayah tersebut terpinggirkan.

Oleh karena itu, digitalisasi dianggap sebagai solusi kunci untuk mengatasi masalah pendanaan yang selama ini menghambat pertumbuhan UMKM. Fintech P2P lending hadir sebagai salah satu solusi yang lebih optimal karena mudah diakses, persyaratan yang lebih sederhana, dan pencairan dana yang lebih cepat.

Sekretaris Jenderal AFPI dan CEO Dompet Kilat, Sunu Widyatmoko, menjelaskan bahwa untuk memaksimalkan kontribusi UMKM terhadap perekonomian nasional, peningkatan inklusi keuangan menjadi sangat penting. Hal ini akan memungkinkan pelaku UMKM untuk mengoptimalkan pertumbuhannya melalui akses pendanaan yang inklusif dari fintech, terutama fintech P2P lending.

AFPI telah bekerja sama dengan EY Parthenon untuk melakukan riset terkait studi pasar dan advokasi kebijakan UMKM. Hasil riset ini menyimpulkan bahwa literasi digital dan literasi keuangan menjadi elemen penting dalam memperkuat segmentasi UMKM yang sudah ada. Berdasarkan riset ini, AFPI dan EY Parthenon mengklasifikasikan UMKM di Indonesia menjadi empat segmen yang lebih rinci:

  1. Kelompok Bisnis Prospektif: Bisnis skala ultra mikro dan mikro dengan literasi digital dan keuangan tinggi, memiliki potensi kemampuan perencanaan bisnis.

 

  1. Kelompok Kebutuhan Dasar: Bisnis skala ultra mikro dan mikro dengan literasi digital dan keuangan rendah, menghadapi potensi risiko pembiayaan yang lebih tinggi.

 

  1. Kelompok Bisnis Konvensional Bertahan: Bisnis skala kecil hingga menengah dengan literasi digital dan keuangan rendah, fokus pada mempertahankan status quo.

 

  1. Kelompok Bisnis Unggul: Bisnis skala kecil hingga menengah dengan literasi digital dan keuangan tinggi, memiliki daya tarik tertinggi dalam pendanaan.

Dengan segmentasi ini, AFPI berharap dapat memberikan pembiayaan yang lebih tepat sasaran kepada berbagai kelompok UMKM, termasuk yang dilayani oleh penyelenggara fintech P2P lending. Melalui UMKM Digital Summit dan inisiatif lainnya, AFPI berkomitmen untuk mendukung pertumbuhan UMKM melalui digitalisasi dan inklusi keuangan yang lebih luas.

Latest articles

spot_imgspot_img

Related articles

Leave a reply

Please enter your comment!
Please enter your name here

spot_img