Bank Jumbo Catat Rekor! Kredit UMKM Melonjak Tajam di 2024

Tangerang, 11 November 2024 – Bank-bank besar dalam kelompok bank berdasarkan Modal Inti (KBMI) 4, atau yang dikenal sebagai bank-bank jumbo, mencatatkan pertumbuhan kredit yang signifikan pada kuartal III/2024. Di tengah pemulihan ekonomi, penyaluran kredit ke sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menunjukkan tren positif, sejalan dengan peningkatan pertumbuhan kredit UMKM secara nasional.

Berdasarkan data Bank Indonesia, hingga September 2024, kredit UMKM tumbuh sebesar 5,00% secara tahunan (year on year/YoY), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya yang tercatat 4,3% YoY. Hal ini menunjukkan peran penting UMKM dalam pemulihan ekonomi dan kontribusi positif terhadap sektor perbankan.

Baca juga: FUTR Targetkan Energi Terbarukan 100 MW hingga 2030

PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) menjadi salah satu bank yang mencatatkan kinerja positif. Hingga kuartal III/2024, BCA dan entitas anaknya berhasil membukukan total kredit sebesar Rp877,2 triliun, naik 14,5% YoY. Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja, menjelaskan bahwa meski kredit korporasi mendominasi portofolio pembiayaan, kredit UMKM tetap tumbuh sebesar 14,2% YoY hingga mencapai Rp120,1 triliun.

“Penyaluran kredit kami didukung oleh segmen korporasi yang tumbuh 15,9% YoY menjadi Rp395,9 triliun. Kredit komersial naik 11,8% YoY mencapai Rp135,3 triliun, dan kredit UKM naik 14,2% YoY hingga mencapai Rp120,1 triliun,” ujar Jahja dalam paparan kinerja kuartal III/2024 secara virtual pada Rabu (23/10/2024).

Dalam komposisi pembiayaan BCA, kredit korporasi mendominasi dengan porsi 45,1%, disusul kredit komersial (16,2%), dan kredit konsumer (24,7%). Kredit UKM mencakup 13,9% dari keseluruhan portofolio BCA. Meskipun pertumbuhan kredit meningkat, kualitas pembiayaan tetap terjaga dengan rasio kredit bermasalah (NPL) stabil di angka 2,1% dan Loan at Risk (LaR) yang membaik dari 7,9% menjadi 6,1%.

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BNI) juga menunjukkan kinerja positif dalam penyaluran kredit. Per September 2024, BNI mencatatkan penyaluran kredit senilai Rp735,02 triliun, tumbuh 9,5% YoY dari Rp671,37 triliun. Kredit UMKM BNI mencapai Rp77,3 triliun, yang terdiri dari Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp36,6 triliun dan non-KUR sebesar Rp40,7 triliun.

Direktur Keuangan BNI, Novita Widya Anggraini, menekankan bahwa pihaknya berfokus pada akselerasi kredit di segmen risiko rendah. “NPL kami berhasil ditekan hingga kisaran 2% pada September 2024. Kredit berisiko atau Loan at Risk membaik menjadi 11,8%, sehingga Cost of Credit (CoC) dapat dijaga di angka 1%. Beban provisi juga turun sebesar 19,7% YoY menjadi Rp5,4 triliun,” ujarnya dalam konferensi pers kinerja kuartal III/2024.

Baca juga: OJK Bongkar Pentingnya Literasi Keuangan untuk UMKM

Kinerja positif dari bank-bank KBMI 4 menunjukkan bahwa sektor perbankan siap mendukung pemulihan ekonomi melalui peningkatan kredit, termasuk untuk segmen UMKM. Dukungan perbankan terhadap UMKM dan UKM diharapkan terus tumbuh seiring dengan meningkatnya permintaan di sektor-sektor utama, seperti perdagangan dan jasa.

Dengan peningkatan kualitas kredit dan rasio risiko yang terkendali, bank-bank KBMI 4 semakin optimis untuk melanjutkan momentum ini ke kuartal berikutnya. Bagi UMKM, akses yang lebih luas terhadap kredit akan membantu mereka mengatasi tantangan ekonomi serta mendukung keberlanjutan bisnis dalam jangka panjang.

Latest articles

spot_imgspot_img

Related articles

spot_img