Tangerang, 09 April 2025 – Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Provinsi Bengkulu memiliki peran yang sangat penting dalam menopang perekonomian daerah. Selain menjadi sumber utama lapangan kerja, UMKM juga mendukung pertumbuhan sektor riil dan memperkuat daya beli masyarakat. Namun, seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi dan digitalisasi, pelaku UMKM di Bengkulu kini menghadapi tantangan besar yang perlu segera diatasi.
Perubahan besar dalam dunia perdagangan kini tengah terjadi dengan munculnya pasar digital. Saat ini, transaksi jual beli tidak lagi mengharuskan pertemuan fisik antara penjual dan pembeli, melainkan dapat dilakukan melalui platform online seperti marketplace, media sosial, dan aplikasi e-commerce. Fenomena ini memengaruhi pola konsumsi masyarakat yang kini lebih mengutamakan kemudahan, kecepatan, dan kenyamanan berbelanja.
Baca juga: Pelatihan Telkom Ubah Ikan Laut Jadi Produk Bernilai
Namun, di balik kemudahan yang ditawarkan pasar digital, banyak pelaku UMKM di Bengkulu yang masih beroperasi secara konvensional dan belum mampu beradaptasi dengan teknologi. Keterbatasan literasi digital, kurangnya pelatihan teknologi informasi, serta infrastruktur yang belum merata, terutama akses internet yang terbatas di daerah-daerah terpencil, menjadi hambatan utama dalam digitalisasi UMKM di Bengkulu.
Berdasarkan data dari Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Bengkulu, jumlah UMKM yang telah terhubung dengan platform digital masih tergolong rendah. Hal ini menunjukkan adanya kesenjangan digital antara pelaku UMKM di kota besar dan di daerah-daerah terpencil. Kesenjangan ini dapat menyebabkan produk lokal semakin sulit bersaing, terutama dengan banyaknya produk luar yang menawarkan harga lebih murah, kualitas konsisten, dan kemasan menarik di pasar digital.
Baca juga: Pemkab Tangerang Genjot Program Sampah Berkelanjutan dan Ramah Lingkungan
Namun demikian, pasar digital juga membawa peluang besar bagi UMKM untuk berkembang. Dengan memanfaatkan platform digital, pelaku UMKM dapat menjangkau konsumen dari berbagai daerah, bahkan lintas negara. Selain itu, biaya operasional bisa ditekan dan efisiensi bisnis meningkat, sehingga interaksi dengan pelanggan menjadi lebih fleksibel dan cepat.
Untuk itu, transformasi digital harus dipandang sebagai peluang, bukan ancaman. Pemerintah daerah, lembaga pendidikan, serta sektor swasta memiliki peran penting dalam mendukung digitalisasi UMKM. Langkah-langkah seperti pelatihan keterampilan digital, fasilitasi akses teknologi, serta penyediaan platform pemasaran berbasis lokal dapat membantu pelaku UMKM di Bengkulu agar lebih siap menghadapi pasar digital.
Pelaku UMKM sendiri juga perlu meningkatkan kesadaran dan kemauan untuk terus belajar dan berinovasi. Sikap adaptif terhadap perubahan dan kemauan untuk mengikuti perkembangan teknologi menjadi kunci utama agar bisa bersaing di pasar digital yang semakin kompetitif. Pemanfaatan media sosial untuk promosi, pengemasan produk yang menarik, serta pelayanan pelanggan yang responsif juga dapat menjadi nilai tambah dalam menarik konsumen.
Salah satu langkah strategis yang dapat dilakukan adalah mengintegrasikan kearifan lokal Bengkulu ke dalam produk UMKM. Produk berbasis budaya lokal seperti kain besurek, makanan khas, dan kerajinan tangan dapat diolah dengan sentuhan inovasi tanpa menghilangkan identitas lokal. Hal ini tidak hanya akan memperkuat daya saing produk UMKM, tetapi juga memberikan nilai tambah berupa keunikan yang sulit ditiru oleh produk luar.
Sebagai kesimpulan, untuk bisa bertahan dan berkembang di tengah gempuran pasar digital, UMKM Bengkulu harus siap bertransformasi dan berinovasi. Digitalisasi bukan hanya sebuah tren, tetapi sebuah kebutuhan yang mutlak di era globalisasi ini. Dengan sinergi antara pelaku usaha, pemerintah, dan masyarakat, UMKM Bengkulu bisa menjadi kekuatan ekonomi yang tangguh dan mampu bersaing baik di pasar nasional maupun internasional.