Emisi Turun 10% Setelah Perusahaan Terbitkan Obligasi Hijau

Tangerang, 18 Maret 2025 – Sebuah studi terbaru dari Bank for International Settlements (BIS) mengungkapkan bahwa perusahaan yang menerbitkan obligasi hijau (green bond) cenderung menunjukkan performa penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) yang lebih baik, terutama di sektor-sektor dengan polusi tinggi. Studi ini juga menunjukkan bahwa penerbitan obligasi hijau yang mencapai hampir US$3 triliun memiliki dampak signifikan terhadap pengurangan emisi perusahaan.

Obligasi hijau, yang merupakan instrumen keuangan untuk pendanaan proyek-proyek yang mendukung keberlanjutan dan berfokus pada pengurangan dampak iklim, telah menunjukkan hasil yang positif dalam pengurangan emisi. Studi ini menemukan bahwa secara agregat, perusahaan penerbit obligasi hijau mengalami penurunan emisi lebih dari 10% dalam empat tahun setelah penerbitan. Selain itu, intensitas emisi per unit pendapatan perusahaan turun hingga 30%.

Baca juga: Pasokan Bioavtur Asia Melimpah, Namun Permintaan Masih Lesu

“Temuan ini menunjukkan bahwa penerbitan obligasi hijau memiliki keterkaitan yang jelas dengan pengurangan emisi gas rumah kaca yang signifikan di perusahaan,” kata studi tersebut yang dikutip oleh Reuters pada Rabu (12/3/2025). Meskipun ada kekhawatiran mengenai greenwashing atau klaim keberlanjutan palsu yang dilakukan oleh beberapa perusahaan, studi ini mencatat bahwa lonjakan besar dalam nilai pasar, yang melonjak hampir enam kali lipat sejak 2018, telah meningkatkan transparansi di sektor ini.

Meskipun demikian, studi ini juga menunjukkan bahwa penerbitan obligasi hijau biasanya tidak menjadi pendorong utama pengurangan emisi di perusahaan besar, karena jumlah yang diterbitkan sering kali relatif kecil dibandingkan dengan ukuran perusahaan. Namun, penerbitan obligasi hijau sering kali menunjukkan komitmen perusahaan terhadap kebijakan keberlanjutan yang lebih kuat.

Baca juga: Strategi Digitalisasi UMKM Jadi Fokus Menteri Maman

Dalam hal emisi Scope 1 (emisi langsung dari aktivitas perusahaan), rata-rata intensitas emisi turun sekitar 21% dalam satu tahun setelah penerbitan obligasi hijau pertama. Penurunan serupa terlihat pada emisi Scope 1–3, yang mencakup emisi di luar kendali langsung perusahaan seperti di rantai pasokan.

Studi ini, yang menggunakan data dari S&P Trucost dan mencakup dua pertiga dari total emisi gas rumah kaca global, juga menunjukkan variasi geografis yang besar dalam pengurangan emisi. Sektor manufaktur dan energi di negara-negara dengan tingkat emisi tinggi seperti China, Amerika Serikat, Jepang, dan India, menjadi fokus utama penurunan emisi yang signifikan.

“Pengurangan emisi oleh perusahaan-perusahaan besar ini penting dalam mencapai tujuan global net-zero dan sangat relevan secara sosial,” kata studi tersebut, yang juga menyoroti pentingnya pengurangan emisi di sektor-sektor dengan kontribusi besar terhadap polusi global.

Melalui studi ini, terlihat jelas bahwa meskipun obligasi hijau bukan satu-satunya faktor utama yang mendorong pengurangan emisi, penerbitannya tetap menjadi langkah signifikan bagi perusahaan dalam mengurangi dampak negatif terhadap iklim. Hal ini menunjukkan bahwa investasi dalam keberlanjutan dan pengurangan emisi akan terus menjadi prioritas di masa depan.

Latest articles

spot_imgspot_img

Related articles

spot_img