Menperin Targetkan Indonesia Jadi Pemain Utama Industri Halal

Tangerang, 26 September 2025 – Indonesia kian memperkuat posisinya sebagai salah satu pusat industri halal dunia. Potensi pasar domestik dan global yang sangat besar menjadi modal utama bagi Indonesia untuk mengembangkan industri halal sebagai motor pertumbuhan ekonomi nasional sekaligus kekuatan baru di tingkat global.

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita dalam pembukaan Industrial Festival dan Halal Indo 2025 di ICE BSD, Tangerang, menyampaikan bahwa konsumsi umat Muslim global terus meningkat. “Pada 2023, konsumsi di enam sektor ekonomi syariah mencapai USD2,43 triliun. Angka ini diperkirakan naik menjadi USD3,36 triliun pada 2028,” ungkapnya.

Baca juga: Thermotech Ungkap Rahasia Inovasi Insulasi: Menjadi Pionir Bangunan Hijau di Hari Kedua RHVAC 2025

Di dalam negeri, konsumsi rumah tangga pada semester II tahun 2025 tercatat Rp3.226,1 triliun, didukung populasi Muslim Indonesia yang mencapai 245,97 juta jiwa. “Indonesia bukan hanya sekadar pasar, tetapi harus menjadi produsen dan pemain utama industri halal global,” tegas Menperin.

Berdasarkan State of The Global Islamic Economy Report (SGIER) 2024/25, Indonesia menempati peringkat ketiga ekosistem industri halal dunia setelah Malaysia dan Arab Saudi. Menariknya, Indonesia mencatat kenaikan skor tertinggi, yakni 19,8 poin dibanding tahun 2022, sementara Malaysia justru mengalami penurunan skor.

Secara sektoral, Indonesia unggul pada tiga bidang: modest fashion peringkat pertama dunia dengan skor 106,5, farmasi dan kosmetik halal peringkat kedua dengan skor 85,8, serta makanan halal di posisi keempat dengan skor 78,8.

Saat ini terdapat 140.944 perusahaan industri halal di Indonesia, dengan mayoritas berasal dari sektor makanan. Hingga 2024, jumlah produk bersertifikat halal mencapai 584.522 produk dengan 162.111 sertifikat. Investasi di sektor halal juga meningkat, dengan nilai USD5,8 miliar pada periode 2023–2024, di mana Indonesia menjadi penerima terbesar senilai USD1,6 miliar.

Namun, ekspor produk halal Indonesia ke negara OKI baru mencapai USD12,33 miliar, masih jauh dibanding impor sebesar USD29,64 miliar. Menurut Menperin, hal ini menjadi pekerjaan rumah penting agar kapasitas produksi dalam negeri terus diperkuat.

Untuk itu, Kemenperin telah menyusun peta jalan pengembangan industri halal 2025–2029 yang dituangkan dalam rancangan Permenperin. Roadmap ini memuat target terukur dengan lima arah kebijakan utama: penguatan ekosistem halal, peningkatan daya saing, perluasan pasar domestik dan global, kolaborasi pemangku kepentingan, serta pengembangan SDM.

Baca juga: Ribuan Buyer Internasional Siap Hadir di Trade Expo Indonesia 2025

Selain melalui kebijakan, dukungan ekosistem halal nasional juga diperkuat lewat ajang Indonesia Halal Industry Awards (IHYA) dan Halal Indo 2025. Tahun ini, Halal Indo menarik lebih dari 10 negara dan terhubung dengan jaringan pameran halal internasional, memperkuat peran Indonesia di pasar global.

“Dengan strategi yang tepat, industri halal akan menjadi kekuatan ekonomi baru Indonesia yang inklusif, berkelanjutan, dan berdaya saing global,” tutup Agus.

Latest articles

spot_imgspot_img

Related articles

spot_img