Keuangan Adalah Hal Penting UMKM yang Sering Diabaikan. Banyak pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memulai bisnis dengan semangat tinggi, namun lalai mengelola keuangannya. Padahal, pengelolaan keuangan yang baik adalah fondasi utama untuk bertahan dan tumbuh. Menurut data Kementerian Koperasi dan UKM tahun 2023, lebih dari 50% UMKM gagal bertahan dalam tiga tahun pertama karena lemahnya manajemen keuangan, seperti tidak mencatat transaksi dan mencampur keuangan pribadi dengan usaha.
Untuk itu, memahami cara mengatur keuangan sejak awal menjadi kunci agar UMKM tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang menjadi bisnis yang berkelanjutan.
1. Pisahkan Keuangan Pribadi dan Usaha, Langkah pertama yang wajib dilakukan adalah memisahkan keuangan pribadi dari keuangan usaha. Hal ini dapat dilakukan dengan membuka rekening bank khusus untuk bisnis. Dengan pemisahan ini, pelaku usaha bisa memantau arus kas usaha secara lebih akurat dan menghindari penggunaan uang usaha untuk keperluan pribadi. Survei Lembaga Demografi UI tahun 2022 menunjukkan bahwa UMKM yang memisahkan rekening usaha memiliki peluang bertahan 60% lebih tinggi dibanding yang tidak.
2. Buat Pencatatan Keuangan Sederhana, Meskipun skala usaha masih kecil, pencatatan keuangan tetap wajib dilakukan. Pencatatan sederhana bisa mencakup pemasukan, pengeluaran, utang, dan piutang harian. Kini banyak aplikasi akuntansi digital seperti BukuKas, Mekari Jurnal, dan Kledo yang memudahkan pelaku UMKM mencatat transaksi secara otomatis. Dengan pencatatan yang rapi, pelaku UMKM dapat mengetahui posisi keuangan usahanya secara real time.
3. Susun Anggaran dan Rencana Keuangan, UMKM pemula perlu membuat anggaran bulanan untuk memandu pengeluaran. Anggaran sebaiknya memuat target penjualan, biaya operasional, dana darurat, dan alokasi untuk pengembangan usaha. Dengan rencana yang jelas, pemilik usaha dapat menghindari pemborosan dan mengoptimalkan setiap rupiah yang dihasilkan. Menurut laporan Bank Indonesia (2023), UMKM yang memiliki anggaran keuangan mampu meningkatkan efisiensi hingga 30%.
4. Kendalikan Arus Kas (Cash Flow), Arus kas adalah nyawa usaha. Pastikan pemasukan rutin lebih besar daripada pengeluaran agar bisnis tetap likuid. Pantau tenggat pembayaran pelanggan dan kewajiban ke supplier. Pelaku UMKM dapat membuat proyeksi arus kas tiga bulan ke depan untuk mengantisipasi kekurangan dana. Langkah ini membantu mencegah masalah keuangan mendadak yang sering membuat UMKM kolaps.
5. Sisihkan Laba untuk Dana Darurat dan Investasi, Terakhir, penting untuk tidak menghabiskan seluruh laba. Sisihkan sebagian untuk dana darurat minimal 3–6 bulan biaya operasional, serta untuk investasi pengembangan usaha seperti penambahan alat produksi atau pelatihan SDM. Langkah ini akan memperkuat ketahanan usaha saat menghadapi krisis.
Mengatur keuangan bukan sekadar mencatat pengeluaran, tetapi membangun sistem yang memastikan keberlanjutan usaha. Dengan memisahkan keuangan, mencatat transaksi, menyusun anggaran, mengendalikan arus kas, dan menabung untuk masa depan, UMKM pemula dapat menapaki jalan pertumbuhan yang sehat dan berkelanjutan.