Tangerang, 16 September 2025 – Usaha olahan pangan berbasis nanas madu, Nanas-Qu, semakin menunjukkan kiprahnya sebagai salah satu UMKM unggulan Indonesia. Produk besutan CV Siwarak Sejahtera Sentosa (SSS) Food ini berhasil meraih posisi kedua dalam ajang Pertamina Pertapreneur Aggregator 2024 dan terus berkembang menjadi motor penggerak ekonomi lokal.
Didirikan oleh Ngudiono, UMKM ini telah memberdayakan lebih dari 900 petani nanas madu di Desa Siwarak, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Selain menyerap hasil panen petani agar tidak terbuang saat harga anjlok, Nanas-Qu juga berhasil membuka lapangan kerja baru. Dari awalnya hanya tiga karyawan, kini jumlah pekerja tetap meningkat hingga lima kali lipat, bahkan ditargetkan bisa mencapai 30 tenaga kerja lokal dalam dua tahun ke depan.
Baca juga: Kemenperin Gencarkan Program Penguatan Brand Identity bagi IKM Kerajinan
“Lewat Pertapreneur Aggregator, saya belajar membangun rantai pasokan yang adil, mengelola produksi lebih efisien, dan meningkatkan penghasilan, bukan hanya untuk saya, tapi juga petani,” jelas Ngudiono.
Dengan dukungan program Pertamina, kapasitas produksi Nanas-Qu meningkat pesat. Semula hanya mampu menghasilkan 1.200–1.500 cup olahan nanas per hari, kini produksinya menembus lebih dari 5.000 cup per hari. Ragam produk yang ditawarkan pun semakin luas, mulai dari jus, dodol, manisan, selai, koktail, hingga asinan nanas.
Tak hanya memperkuat pasar domestik, Nanas-Qu juga sudah menembus pasar internasional dan kini membidik Timur Tengah serta Asia Timur sebagai tujuan ekspor berikutnya. Di dalam negeri, jalur distribusi diperluas hingga Jabodetabek.
Lebih dari sekadar bisnis, Nanas-Qu turut menjaga kelestarian lingkungan dengan mengolah limbah kulit dan pucuk nanas menjadi pakan ternak dan pupuk kompos. Upaya ini tidak hanya membuat lingkungan lebih bersih, tetapi juga membuka peluang ekonomi tambahan bagi kelompok pengelola limbah.
Ngudiono juga tengah menyiapkan konsep desa agrowisata nanas, di mana wisatawan dapat menikmati kebun nanas madu, melihat proses pengolahan, hingga mencicipi berbagai produk olahan. Ia optimistis langkah ini akan semakin menyejahterakan petani dan mengangkat nama Purbalingga sebagai destinasi wisata baru.
Sementara itu, VP Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso, menegaskan bahwa Pertapreneur Aggregator hadir untuk mencetak UMKM aggregator yang mampu merangkul UMKM lain agar naik kelas. “Naik kelas bukan hanya soal pendapatan, tapi juga perluasan pasar, peningkatan jumlah pekerja, serta manfaat ekonomi bagi kelompok petani dan UMKM sekitar,” ujarnya.
Baca juga: Kementerian UMKM Siapkan Platform Digital untuk Dukung Hilirisasi Usaha Kecil
Pertamina menegaskan program ini sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs) dan mendukung Asta Cita Pemerintahan Prabowo-Gibran, khususnya dalam menciptakan lapangan kerja berkualitas, mendorong kewirausahaan, serta mengembangkan industri kreatif.
Dengan capaian ini, Nanas-Qu menjadi contoh nyata bagaimana sinergi antara UMKM dan perusahaan besar mampu menciptakan ekosistem bisnis berkelanjutan, sekaligus membawa produk lokal menuju panggung global.