Tangerang, 10 September 2025 – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memperkuat pengembangan industri alat kesehatan (alkes) dalam negeri agar semakin inovatif, berdaya saing, dan mampu memenuhi kebutuhan nasional maupun pasar global. Langkah ini diwujudkan melalui kolaborasi strategis antara industri lokal dengan mitra internasional.
Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, menegaskan bahwa industri alat kesehatan merupakan salah satu sektor prioritas karena berpotensi besar menyumbang pertumbuhan ekonomi nasional. “Industri alat kesehatan diharapkan berkontribusi besar dalam PDB nasional di masa mendatang,” ujarnya, Senin (8/9).
Baca juga: Bea Cukai Parepare Fasilitasi Ekspor Bungkil Sawit ke Vietnam
Sebagai bentuk nyata, Kemenperin memberikan apresiasi atas sinergi PT Graha Teknomedika (GTM) dengan Mindray Medical International Limited dalam memproduksi sejumlah alat kesehatan modern. Produk yang dihasilkan antara lain dua jenis ventilator (SV300 dan SV800) serta tiga tipe mesin anestesi (WATO EX-35, EX-65 PRO, dan A8).
Menurut Direktur Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian Kemenperin, Solehan, kerja sama ini sejalan dengan roadmap Making Indonesia 4.0 yang menempatkan sektor alat kesehatan sebagai pilar penting transformasi menuju ekonomi berbasis teknologi tinggi. Ia menyebutkan, nilai ekspor mesin anestesi meningkat tajam dari USD354 ribu pada 2022 menjadi USD5,84 juta pada 2024, sementara ekspor ventilator tercatat sebesar USD10,37 juta pada 2024.
Selain mendorong ekspor, Kemenperin menekankan pentingnya substitusi impor. Dengan hadirnya ventilator dan mesin anestesi produksi lokal, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada produk impor sekaligus menciptakan multiplier effect, mulai dari penciptaan lapangan kerja, peningkatan kapasitas riset, hingga peluang ekspor ke pasar regional.
Direktur Marketing dan Keuangan GTM, Febie Yuriza Poetri, menyebut peluncuran produk baru ini sebagai simbol kebangkitan industri alkes nasional. Fasilitas produksi GTM sudah memenuhi standar ISO 13485 dengan target kapasitas 500–1.000 unit per tahun, baik untuk kebutuhan dalam negeri maupun ekspor.
Baca juga: Kemenperin Pastikan Bahan Baku Logam untuk IKM Otomotif Berkelanjutan
Sementara itu, General Manager Mindray Indonesia, Max Cao, menegaskan komitmennya untuk mendukung kemandirian Indonesia di sektor kesehatan. Ia mengungkapkan bahwa produk hasil kolaborasi ini telah meraih Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) di atas 40% dan mendapat respons pasar yang positif, dengan pesanan awal mencapai 200 unit ventilator.
Dengan adanya kolaborasi ini, Indonesia yang dulunya hanya berperan sebagai konsumen kini bertransformasi menjadi produsen alat kesehatan berteknologi tinggi. Hal ini menandai langkah penting menuju kemandirian industri kesehatan nasional sekaligus memperkuat daya saing global.