Batik Jadi Gaya Hidup Baru Anak Muda Indonesia

Tangerang, 04 Agustus 2025 – Industri fesyen Indonesia kembali menunjukkan tajinya sebagai kekuatan ekonomi kreatif nasional. Melalui penyelenggaraan Gelar Batik Nusantara (GBN) 2025 feat. Industrial Festival, pemerintah bersama Yayasan Batik Indonesia (YBI) mendorong pelestarian sekaligus inovasi batik sebagai warisan budaya dan komoditas ekonomi strategis.

Acara yang berlangsung sejak 30 Juli hingga 3 Agustus 2025 di Pasaraya Blok M, Jakarta, ini menjadi wadah kolaborasi antara pelaku industri, kreator muda, dan masyarakat luas dalam menggali potensi batik secara lebih modern dan inklusif. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan apresiasinya terhadap penyelenggaraan GBN 2025 yang dinilai berhasil menghadirkan pendekatan baru dalam membumikan batik, khususnya di kalangan generasi muda.

Baca juga: PaDi UMKM 2025 Buktikan Sinergi BUMN dan UMKM

“Batik tidak boleh hanya dianggap sebagai barang jadul atau milik orang tua saja. Jika didesain dengan tepat, batik bisa tampil keren, cool, dan menarik bagi semua kalangan,” ujar Menperin dalam acara puncak Fun Run and Walk, Minggu (3/8).

Lebih dari sekadar pameran, GBN 2025 menghadirkan suasana meriah dan interaktif yang memperkenalkan batik melalui gaya hidup kekinian. Menperin menegaskan pentingnya mengubah persepsi batik dari simbol formalitas menjadi bagian dari keseharian. Melalui kegiatan yang menyenangkan seperti Fun Run, batik dibawa ke ruang publik dengan nuansa santai, aktif, dan penuh semangat kolaboratif.

Batik sendiri merupakan bagian dari subsektor industri kecil dan menengah (IKM) fesyen yang menyumbang sebesar 6,92% terhadap PDB industri pengolahan nonmigas pada tahun 2024. Angka ini membuktikan bahwa batik tak hanya kaya secara budaya, namun juga bernilai ekonomi tinggi, menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar, dan menopang ekonomi lokal.

Baca juga: Google Maps Jadi Solusi UMKM Desa Keting Tingkatkan Penjualan

Namun, Menperin menekankan bahwa kecintaan terhadap batik harus diwujudkan dalam bentuk nyata, seperti membeli dan menggunakan batik secara aktif. “Bangga saja tidak cukup. Kita harus belanja batik, sekecil apa pun itu. Dengan begitu, kita memperkuat ekosistem industri batik secara menyeluruh,” tegasnya.

Dengan menghadirkan kolaborasi lintas generasi dan lintas sektor, GBN 2025 menjadi panggung untuk memperkuat kebanggaan nasional dan membangun industri fesyen yang berkelanjutan berbasis budaya lokal. Pemerintah berharap momentum ini dapat mendorong lebih banyak anak muda untuk terlibat dalam pelestarian dan pengembangan batik ke ranah global.

Latest articles

spot_imgspot_img

Related articles

spot_img