Menperin Tampil Dengan Batik di Jepang Promosikan Warisan Budaya

Tangerang, 15 Juli 2025 – Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita kembali menegaskan komitmennya dalam mencintai dan mempromosikan produk dalam negeri, terutama batik. Dalam kunjungan kerjanya ke Jepang untuk menghadiri persiapan World Expo Osaka 2025, Menperin tampil percaya diri mengenakan batik saat bertemu dengan pelaku industri Jepang serta saat mengunjungi Paviliun China.

Dalam keterangannya di Osaka pada Sabtu (12/7), Menperin menyampaikan bahwa batik bukan hanya warisan budaya, tetapi juga aset strategis dalam membangun industri kreatif nasional. “Batik itu bukan sekadar kain motif, ini adalah identitas bangsa. Sudah saatnya kita berani menampilkan batik di forum-forum internasional. UNESCO pun sudah mengakui batik sebagai warisan budaya Indonesia,” ujarnya.

Baca juga: Program KOPLING Jadi Ruang Baru Promosi UMKM di Jakarta dan Bogor

Agus menyebutkan bahwa komitmennya terhadap batik bukan hanya simbolis. Sejak menjadi anggota DPR hingga menjabat sebagai Menteri, ia selalu memakai batik dalam acara resmi, kecuali jika aturan pakaian dari tuan rumah mewajibkan jas formal. Hal ini ia lakukan sebagai bentuk dukungan nyata terhadap produk lokal.

Menperin juga mengungkapkan bahwa batik memiliki dampak ekonomi yang signifikan. “Satu helai batik menghidupi banyak orang, dari pengrajin, desainer, hingga pelaku usaha. Ini harus kita jaga dan kembangkan,” tambahnya.

Sebagai bentuk nyata dukungan terhadap industri batik, Kementerian Perindustrian akan menyelenggarakan Gelar Batik Nasional (GBN) pada akhir bulan ini, bertepatan dengan peringatan Hari Batik Nasional 2025. GBN diharapkan mampu mengangkat citra batik sebagai simbol nasional yang modern dan relevan di berbagai kalangan, termasuk anak muda.

“Batik itu keren. Jangan dianggap kuno. Anak muda juga harus terbiasa pakai batik, biar jadi kebanggaan bersama,” tutur Menperin.

Dari sisi industri, Menperin mencatat bahwa ekspor batik Indonesia terus tumbuh. Pada triwulan I 2025, nilai ekspor batik mencapai USD7,63 juta, naik 76,2% dibanding periode sama tahun lalu. Dengan lebih dari 5.900 pelaku industri batik dan 200 sentra IKM yang tersebar di 11 provinsi, potensi batik dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dinilai sangat besar.

Baca juga: Rumah BUMN Pertamina Dorong Digitalisasi UMKM Lewat Aimazingid

Kementerian Perindustrian pun terus mendorong modernisasi industri batik melalui penerapan teknologi, tanpa menghilangkan nilai artistik dan budaya di dalamnya. “Teknologi penting untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing, tapi nilai budaya tetap jadi fondasi utama,” jelasnya.

Menutup pernyataannya, Menperin mengajak masyarakat untuk mencintai dan mengenakan batik dalam kehidupan sehari-hari. “Mari kita bangga pakai batik. Bukan hanya melestarikan budaya, tapi juga menguatkan ekonomi bangsa. Batik itu cool,” pungkasnya.

Latest articles

spot_imgspot_img

Related articles

spot_img