CTRA Jadi Pionir Properti Berkelanjutan dengan Sertifikasi Greenship dan EDGE

Tangerang, 18 Juni 2025 — PT Ciputra Development Tbk (CTRA) terus menunjukkan komitmen kuat dalam penerapan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) serta keberlanjutan di berbagai proyek properti yang dikembangkan. Perusahaan ini berhasil menempati peringkat kedua di antara emiten properti dengan skor ESG kategori medium dan rating risiko sebesar 24,16 dari 85 perusahaan. CTRA Jadi Pionir Properti Berkelanjutan dengan Sertifikasi Greenship dan EDGE.

Head of Investor Relations CTRA, Aditya Ciputra Sastrawinata, menjelaskan bahwa saat ini terdapat tujuh proyek yang telah memperoleh sertifikasi bangunan hijau. Dari tujuh proyek tersebut, lima merupakan proyek high rise dan dua lainnya proyek hunian. Enam proyek memperoleh sertifikasi EDGE (Excellence in Design for Greater Efficiencies), sementara satu proyek, yakni DBS Bank Tower, memperoleh sertifikasi Greenship.

Baca juga: Strategi UKM Hadapi Persaingan di Era Ekonomi Digital

Sepanjang tahun 2024, Ciputra berhasil menghemat konsumsi energi listrik hingga 195.373 megawatt hour (MWh), menekan emisi gas rumah kaca sebesar 165.774 ton karbon dioksida ekuivalen (CO2eq), serta mendaur ulang 2.527 ton limbah menjadi kompos. Selain itu, perusahaan juga menyediakan 3,2 juta meter persegi ruang terbuka hijau yang tersebar di seluruh proyeknya.

CTRA mencatat pencapaian signifikan dengan mendapatkan fasilitas pinjaman hijau pertama dari Bank HSBC pada Oktober 2024, senilai Rp950 miliar untuk jangka waktu tujuh tahun. Pinjaman ini khusus diperuntukkan bagi proyek Ciputra World 2 yang sudah mengantongi sertifikasi EDGE. Proyek ini mampu menghemat energi sebesar 21%, penghematan air sebesar 43%, pengurangan karbon dalam material sebesar 78%, dan menekan emisi karbon dioksida operasional sebanyak 818,11 ton per tahun.

Aditya menambahkan bahwa skor ESG merupakan tolok ukur penting bagi investor dalam menilai komitmen keberlanjutan perusahaan. Meski demikian, penilaian ESG bersifat kualitatif dan dapat berbeda antara lembaga penilai. Oleh karena itu, CTRA terus berupaya meningkatkan pelaporan dan inisiatif ESG secara aktif.

Namun, kesadaran konsumen terhadap hunian bersertifikasi hijau masih tergolong rendah. Kebanyakan konsumen lebih mengutamakan faktor harga, lokasi, dan reputasi developer dibandingkan aspek keberlanjutan lingkungan. “Belum banyak konsumen yang rela membayar lebih untuk hunian bersertifikat hijau,” ujarnya.

Baca juga: Manfaat Ekonomi Digital untuk UKM: Dari Promosi Sampai Penjualan

Sementara itu, Direktur CTRA, Agussurja Widjaja, menjelaskan bahwa penerapan eco culture dan standar EDGE telah diterapkan sejak awal pada beberapa proyek sebagai upaya mendapatkan fasilitas dari International Finance Corporation (IFC). Meski belum menjadi standar tetap, Ciputra terus mengembangkan prinsip ini dalam proyek-proyeknya.

Untuk 2025, CTRA menargetkan prapenjualan sebesar Rp11 triliun, setara dengan capaian 2024. Perusahaan juga berharap pendapatan meningkat 5%-10% dan laba bersih tumbuh 10%-15%. Pada kuartal I/2025, CTRA mencatat prapenjualan Rp3,15 triliun, turun 5% secara tahunan namun naik 35% dibandingkan kuartal IV/2024.

Latest articles

spot_imgspot_img

Related articles

spot_img