Kemenperin Perkuat Kolaborasi Global Untuk Majukan SDM Furnitur di Era Industri 4.0

Tangerang, 16 Oktober 2025 – Dalam rangka mempercepat transformasi menuju industri 4.0, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memperkuat kolaborasi lintas sektor untuk memajukan industri furnitur nasional. Salah satu langkah nyata diwujudkan melalui penyelenggaraan Talent Camp Asia 2025, hasil kerja sama antara Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu Kendal (Polifurneka) dengan perusahaan perangkat lunak asal Austria, CAD+T.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan bahwa penguasaan teknologi dan peningkatan kompetensi sumber daya manusia (SDM) menjadi kunci keberhasilan penerapan industri 4.0, terutama di sektor furnitur.

Baca juga: Menteri UMKM Buka Mata Publik Tentang Peran UMKM di Industri Otomotif Nasional

“Ketersediaan SDM yang terampil dalam penggunaan teknologi industri 4.0 tidak hanya menjadi tulang punggung akselerasi implementasi industri furnitur di Indonesia, tetapi juga meningkatkan daya saing nasional,” ujar Agus di Jakarta, Rabu (15/10).

Berdasarkan data Kemenperin 2024, industri furnitur nasional tumbuh sebesar 2,07 persen, yang turut mendorong sektor industri agro mencapai pertumbuhan 5,20 persen. Di sisi lain, laporan Expert Market Research mencatat bahwa nilai pasar global industri furnitur mencapai 660 miliar dolar AS dan diperkirakan tumbuh 4,9 persen per tahun dalam periode 2025–2034.

Melihat peluang besar tersebut, Kemenperin melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) berkomitmen untuk memacu pengembangan SDM vokasi di bidang furnitur. Sebagai bentuk implementasi, Polifurneka Kendal menggelar Talent Camp Asia 2025 pada 6–10 Oktober 2025. Program ini menghadirkan pelatihan penggunaan perangkat lunak CAD+T serta kompetisi desain furnitur berbasis teknologi digital.

Kepala BPSDMI Masrokhan menuturkan bahwa Polifurneka merupakan satu-satunya politeknik negeri di Asia yang memiliki lisensi eksklusif dari CAD+T.

“Kegiatan ini menjadi platform internasional untuk memperkenalkan Polifurneka sebagai perguruan tinggi negeri yang diakui secara global di bidang furnitur,” ujarnya.

Dengan tema “Furniture Design and Engineering Production Using Integrated and Manufacturing Platform”, kegiatan ini diikuti oleh 40–50 peserta dari berbagai negara Asia, meliputi siswa SMA/SMK dan mahasiswa. Para pelatih (trainer) berasal dari Austria dan Filipina.

Regional Director CAD+T Australasia, William Dedella, mengungkapkan bahwa kegiatan ini memberi pengalaman praktis tentang sinergi antara desain modern dan manufaktur digital.

“Polifurneka kami pilih karena memiliki kombinasi luar biasa antara keterampilan teknis, inovasi, dan pelatihan praktis,” ujarnya.

Baca juga: TEI 2025: Bukti Kekuatan Ekspor Indonesia ke Pasar Dunia

Selama lima hari pelaksanaan, peserta mempelajari teknologi CAD/CAM selama tiga hari pertama, dilanjutkan dengan kompetisi desain furnitur. Pada hari terakhir, karya terbaik diproduksi menjadi prototype nyata menggunakan mesin CNC FELDER di Gedung Workshop Polifurneka.

Sebelumnya, Polifurneka juga telah menandatangani MoU dengan CAD+T Australasia Pty/Ltd dan Universitas Pradita pada 24 Maret 2025, mencakup pengembangan kurikulum berbasis industri 4.0, pelatihan bersertifikat internasional, serta lisensi perangkat lunak untuk tiga tahun ke depan.

Latest articles

spot_imgspot_img

Related articles

spot_img