Tangerang, 27 September 2025 – Industri halal Indonesia terus menunjukkan perkembangan pesat dan berpotensi menjadi pilar utama perekonomian nasional. Peningkatan permintaan produk halal, baik di dalam maupun luar negeri, membuka peluang besar bagi pelaku industri, terutama generasi muda yang kini mendominasi populasi produktif Indonesia.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan bahwa generasi muda memiliki peran strategis dalam pengembangan industri halal. Hal ini disampaikan saat Inspiring Lecture Industrial Festival dan Halal Indo 2025 di Tangerang.
Baca juga: Thermotech Ungkap Rahasia Inovasi Insulasi: Menjadi Pionir Bangunan Hijau di Hari Kedua RHVAC 2025
“Dengan komposisi penduduk 53,8 persen generasi milenial dan Gen Z, mereka harus memaksimalkan kontribusinya terhadap pengembangan ekonomi halal. Anak muda juga perlu lebih aktif dalam isu keberlanjutan dan selektif memilih produk berdasarkan value,” ujarnya.
Pasar industri halal dunia sangat menjanjikan. Konsumsi umat Muslim global pada enam sektor ekonomi syariah mencapai USD 2,43 triliun pada 2023 dan diperkirakan naik menjadi USD 3,36 triliun pada 2028. Indonesia sendiri memiliki pasar domestik yang besar dengan 246 juta penduduk Muslim dan konsumsi rumah tangga mencapai Rp3.226,1 triliun pada Semester I 2025.
Berdasarkan State of The Global Islamic Economy Report (SGIER) 2024/2025, Indonesia kini menempati peringkat ketiga dalam ekosistem industri halal dunia setelah Malaysia dan Arab Saudi. Peringkat ini menguat karena kenaikan skor tertinggi sebesar 19,8 poin dibanding tahun sebelumnya.
Hingga Triwulan II 2025, jumlah industri halal di Indonesia mencapai 140.944 perusahaan. Sektor makanan mendominasi dengan 130.111 industri. Jumlah produk bersertifikat halal pun telah menembus 584.552 produk dengan 162.111 sertifikat halal. Dari sisi investasi, Indonesia menjadi negara dengan nilai investasi terbesar pada sektor industri halal global, yaitu USD 1,6 miliar dari total USD 5,8 miliar sepanjang 2023–2024.
Meski demikian, ekspor produk halal Indonesia baru mencapai USD 12,33 miliar pada 2023, jauh di bawah nilai impor dari negara OKI yang mencapai USD 29,64 miliar. Menperin menekankan pentingnya peningkatan kapasitas produksi.
“Kita tidak boleh hanya menjadi pasar, melainkan harus tampil sebagai pusat produksi dan inovasi halal global,” tegasnya.
Generasi muda dapat berperan sebagai konsumen cerdas yang mendorong gaya hidup halal di sektor fesyen, kosmetik, hingga makanan sehat. Melalui teknologi digital, mereka bisa menjadi inovator dengan menciptakan aplikasi, konten edukasi, maupun startup halal.
Selain itu, wirausaha muda juga berpeluang mengembangkan produk halal berdaya saing seperti modest fashion dan produk ramah lingkungan yang sesuai tren global.
Agus mengingatkan generasi muda agar menguasai literasi digital dan siap menjadi trendsetter halal lifestyle yang modern, etis, dan berkelanjutan.
“Letakkan cita-cita kalian sebagai industriawan muda untuk membangun Indonesia yang kita cintai. Fit for the Future,” pesannya.
Kementerian Perindustrian mendukung penguatan ekosistem halal nasional melalui penyusunan kebijakan teknis, infrastruktur industri halal, fasilitasi sertifikasi, promosi, hingga kerja sama global. Selain itu, program Indonesia Halal Industry Awards (IHYA) dan pameran Halal Indonesia International Industry Expo (Halal Indo) rutin digelar untuk memperkuat jejaring internasional.
Baca juga: Krakatau Steel Group Ekspor 54 Ribu Ton CRC Senilai Rp571 Miliar
Tahun ini, Halal Indo 2025 menghadirkan peserta dari lebih 10 negara dan terhubung dengan expo halal internasional seperti MIHAS Malaysia, Halal Expo Istanbul, hingga Mega Halal Bangkok.
Dengan strategi tepat, dukungan pemerintah, dan keterlibatan aktif generasi muda, Indonesia diyakini mampu menjadi pusat industri halal global sekaligus menjadikannya kekuatan ekonomi baru yang inklusif, berkelanjutan, dan kompetitif.