Tangerang, 22 September 2025 – Indonesia dan Turki kembali menegaskan komitmennya untuk memperkuat kerja sama komprehensif di sektor industri sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi kedua negara. Hal ini disampaikan dalam pertemuan bilateral antara Menteri Perindustrian RI, Agus Gumiwang Kartasasmita, dengan Menteri Perindustrian dan Teknologi Turki, Mehmet Fatih Kacir, di sela 12th Annual Teknofest Aerospace and Technology Festival di Istanbul.
Menperin Agus mengungkapkan bahwa Indonesia akan segera menyusun roadmap kerja sama industri Indonesia–Turki sebagai panduan strategis untuk memperkuat kolaborasi jangka panjang di berbagai sektor. Festival teknologi terbesar di Turki itu dihadiri jutaan pengunjung dari pemerintah, pelaku usaha, hingga akademisi.
Baca juga: Wamendag RI Bahas Ekspor UMKM dan IEU CEPA Bersama Pemerintah Jerman
“Pertemuan ini menindaklanjuti interaksi intensif Indonesia dan Turki dalam dua tahun terakhir. Sejumlah perusahaan besar Turki menunjukkan minat besar berinvestasi di Indonesia, seperti Sanko Holding, Arcelik, dan Kordsa,” ujar Agus.
Beberapa proyek investasi strategis sudah berjalan. Sanko Holding memulai investasi budidaya tuna di Biak, Papua, dengan potensi perluasan ke hilirisasi pengolahan tuna, galangan kapal, hingga energi terbarukan. Kordsa, yang telah beroperasi di Bogor, mengembangkan riset material komposit untuk produk ekspor bernilai tambah tinggi, termasuk airbag dan penguat struktur bangunan. Sementara itu, Arcelik, produsen peralatan rumah tangga terbesar kedua dunia, sudah memproduksi mesin cuci di Indonesia dan berencana menjadikan Indonesia sebagai basis produksi baru di Asia.
Kerja sama ini juga diperkuat melalui High-Level Strategic Cooperation Council (HLSC) Februari 2025, yang menandai 75 tahun hubungan diplomatik kedua negara. Pertemuan tersebut menghasilkan 12 nota kesepahaman antar-pemerintah di berbagai sektor strategis, termasuk industri pertahanan, energi, perdagangan, hingga pendidikan tinggi. Di bidang industri, disepakati pembentukan Joint Committee for Industrial Cooperation yang mencakup 14 sektor, mulai dari kendaraan listrik, baterai, tekstil, hingga industri halal.
Selain itu, terdapat 10 kesepakatan antarperusahaan, di antaranya kerja sama Pertamina Hulu Energi dengan TPAO di sektor migas, kolaborasi PT PAL Indonesia dengan TAIS Shipyard untuk pembangunan frigat kelas Istanbul, serta joint venture perusahaan Indonesia dengan Baykar dan Roketsan dalam produksi drone tempur.
Pada April 2025, Presiden RI Prabowo Subianto juga melakukan kunjungan kerja ke Turki untuk memperkuat investasi di sektor baterai kendaraan listrik, energi terbarukan, industri pertahanan, dan tekstil kelas atas. Kunjungan tersebut menghasilkan kesepakatan kolaborasi produksi vaksin, pengembangan drone, misil, hingga sistem komunikasi militer.
Baca juga: Menteri Maman Abdurrahman Tekankan Pentingnya UMKM Hijau
Di sisi bisnis, Asia Pacific Rayon berhasil menandatangani kontrak ekspor serat viscose dengan mitra Turki senilai jutaan dolar. Menindaklanjuti hal itu, Juni 2025 mendatang akan digelar 1st Joint Committee Meeting dengan agenda awal pengembangan SDM di kawasan industri, kerja sama techno park, produksi baterai dan kendaraan listrik, serta forum investasi.
Kerja sama industri Indonesia–Turki ini dipandang sebagai momentum strategis untuk memperkuat daya saing global, menciptakan lapangan kerja, dan mendorong transformasi ekonomi berkelanjutan di kedua negara.