Tangerang, 16 September 2025 – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) bersama Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) terus melakukan berbagai langkah strategis untuk meningkatkan daya saing industri kerajinan nasional agar mampu bersaing di pasar global. Salah satu fokus utamanya adalah memperkuat identitas jenama (brand identity) bagi industri kecil dan menengah (IKM) kerajinan, sehingga produk lokal tidak hanya menjadi tuan rumah di negeri sendiri, tetapi juga semakin berorientasi ekspor.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan, nilai budaya yang tercermin dalam produk kerajinan Indonesia merupakan kekuatan besar yang harus dimaksimalkan. “Nilai budaya yang tercermin dari produk kerajinan Indonesia merupakan sebuah kekuatan bagi IKM kerajinan. Kekuatan ini akan lebih efektif jika didukung dengan strategi penguatan brand identity,” jelasnya.
Baca juga: Sinergi PANRB dan Kemenko Perekonomian untuk Perkuat Pembiayaan UMKM
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Reni Yanita, menyampaikan bahwa produk kerajinan memiliki ciri khas, nilai, prinsip, serta cerita yang menjadikannya unik. Keunikan tersebut bisa menjadi sarana untuk memperkenalkan budaya Indonesia di mata dunia.
“Identitas jenama pada IKM kerajinan diperlukan untuk menegaskan eksistensi produk, perajin, dan karakter bangsa. Brand identity yang kuat mampu memberikan ikatan emosional pada konsumen sehingga menjadi strategi pemasaran yang efektif,” ujar Reni.
Sebagai bentuk nyata, Ditjen IKMA menggelar webinar bertema “Karya, Cerita, dan Identitas: Membangun Brand Identity Produk Kerajinan Unggulan” pada akhir Agustus 2025 lalu. Webinar ini merupakan bagian dari rangkaian perayaan HUT Dekranas ke-45 dan menghadirkan narasumber internasional seperti Liena Mahalli dari Centrum tot Bevordering van de Import uit ontwikkelingslanden (CBI) Belanda, serta Mega Puspita, co-founder sekaligus CEO IKM Studio Dapur.
Selain webinar, Ditjen IKMA juga secara rutin menghadirkan berbagai program pengembangan seperti sertifikasi, pendampingan ekspor, fasilitasi pameran, layanan kemasan, hingga perlindungan kekayaan intelektual. Dukungan ini diharapkan mampu mendorong lahirnya produk kerajinan yang tidak hanya unggul secara estetika, tetapi juga berkelanjutan dan sesuai tren global.
Direktur IKM Kimia, Sandang, dan Kerajinan, Budi Setiawan, menegaskan bahwa pendampingan ini menjadi wadah untuk memicu kreativitas para perajin sekaligus memperkuat positioning jenama agar lebih otentik. “Selera konsumen global kini cenderung mencari produk orisinal, ramah lingkungan, dan berdampak sosial. Kerajinan Indonesia sudah memenuhi semua aspek itu,” ungkapnya.
Baca juga: Kementerian UMKM Siapkan Platform Digital untuk Dukung Hilirisasi Usaha Kecil
Dalam sesi webinar, Liena Mahalli mencontohkan kisah sukses sebuah jenama fesyen di Eropa yang berhasil menembus pasar internasional berkat identitas jenama yang kuat. Sementara itu, Mega Puspita menekankan pentingnya IKM menjaga tradisi sekaligus berinovasi. “Masa depan kerajinan Indonesia bukan soal memilih tradisi atau inovasi, melainkan perpaduan keduanya,” tuturnya.
Melalui sinergi antara Kemenperin, Dekranas, dan berbagai pemangku kepentingan, penguatan identitas jenama diharapkan mampu membawa kerajinan Indonesia semakin dikenal luas di pasar internasional sekaligus memperkokoh posisi IKM di negeri sendiri.