Tangerang, 02 Agustus 2025 — Fenomena banyaknya hotel yang dijual oleh pemiliknya di Jakarta tengah menjadi sorotan. Berdasarkan pengamatan di berbagai platform jual beli properti seperti OLX, banyak hotel yang kini dipasarkan oleh para pengusaha. Kondisi ini juga dikonfirmasi langsung oleh Ketua Umum BPD PHRI Jakarta, Sutrisno, yang menyatakan bahwa banyak pelaku industri perhotelan kesulitan menjalankan bisnisnya akibat sejumlah tantangan ekonomi dan operasional.
Menurut survei BPD PHRI DKI Jakarta pada April 2025, sebanyak 96,7% hotel mengalami penurunan tingkat hunian yang signifikan, sehingga berimbas pada menurunnya pendapatan secara drastis. Penurunan ini terutama dirasakan di segmen pasar pemerintahan, yang disebut-sebut mengalami efisiensi anggaran sehingga berkontribusi besar terhadap berkurangnya okupansi hotel.
Baca juga: Pertamina Drilling Ubah Limbah Jadi Nilai Ekonomi Lewat Teknologi GTL dan Energi Hijau
Selain faktor permintaan yang menurun, peningkatan biaya operasional juga menjadi salah satu biang kerok kesulitan industri perhotelan. Tarif air PDAM naik sebesar 71%, harga gas melonjak 20%, dan upah minimum provinsi (UMP) meningkat hingga 9%. Kenaikan biaya-biaya tersebut membuat banyak pengusaha hotel kesulitan menutupi biaya operasional mereka.
Tidak hanya itu, perizinan yang rumit dan birokrasi panjang turut memperberat beban para pelaku industri perhotelan. Mulai dari izin lingkungan, sertifikat layak fungsi bangunan, hingga perizinan minuman beralkohol menjadi proses yang memakan waktu dan biaya.
Baca juga: Jogjakita Gandeng Mitra Strategis Dorong UMKM dan Transportasi Ramah Lingkungan di Jogja
Padahal, industri hotel dan restoran memiliki peran penting dalam perekonomian Jakarta. Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023 menunjukkan bahwa sektor ini menyerap tenaga kerja hingga 603.000 orang di wilayah Jakarta. Namun, dengan kondisi yang kian menekan, diperkirakan akan terjadi pengurangan tenaga kerja sebesar 10% hingga 30% di masing-masing hotel yang terdampak.
Situasi ini tentu menimbulkan kekhawatiran bagi para pekerja di sektor perhotelan. Jika tren penurunan okupansi terus berlanjut, risiko PHK semakin besar dan kondisi industri ini pun bisa semakin memburuk.