Jakarta — Siswadhi Pranoto Loe Green Logistics: Keberlanjutan dalam sektor logistik tidak bisa hanya berhenti di pemakaian kendaraan listrik atau pengurangan plastik kemasan. Menurut Siswadhi Pranoto Loe, praktisi logistik dan transformasi industri, strategi hijau harus dibangun dari perencanaan hulu hingga hilir.
“Kalau kita bicara green logistics, jangan hanya bicara soal truk listrik. Kita harus mulai dari perencanaan rantai pasok, dari pemilihan moda transportasi hingga pemanfaatan data untuk meminimalkan emisi dari awal,” ujar Siswadhi.
Indonesia menghadapi tantangan besar dalam hal efisiensi logistik dan emisi karbon. Berdasarkan data dari Kementerian Perhubungan tahun 2023, sektor transportasi menyumbang lebih dari 149 juta ton CO₂—setara dengan 22% dari total emisi nasional. Sebagian besar berasal dari truk-truk diesel yang mendominasi distribusi antar kota.
Siswadhi menekankan bahwa integrasi data dan pengambilan keputusan berbasis AI akan menjadi kunci untuk menyusun strategi distribusi yang hemat energi. “Misalnya, sistem manajemen rute yang mempertimbangkan kondisi jalan, volume muatan, dan jarak tempuh bisa mengurangi bahan bakar hingga 15%. Ini angka signifikan dalam skala nasional,” jelasnya.
Ia juga menyoroti bahwa distribusi multimoda—yang menggabungkan transportasi laut, rel, dan darat—telah terbukti secara global mampu menurunkan jejak karbon logistik sebesar 30–40% dibanding pengangkutan tunggal berbasis truk. Sayangnya, menurut laporan ASEAN-JICA 2024, kontribusi angkutan kereta api di Indonesia masih di bawah 2% untuk logistik, jauh tertinggal dari negara-negara ASEAN lainnya.
“Kalau kita hanya bertumpu pada truk, kita akan terus tertinggal dan biayanya tinggi. Logistik harus dirancang ulang. Tata letak gudang, konektivitas pelabuhan, bahkan packaging produk perlu dievaluasi agar benar-benar efisien dan ramah lingkungan,” tambah Siswadhi.
Ia berharap kolaborasi pemerintah, swasta, dan akademisi bisa melahirkan National Green Logistics Framework yang mendorong transformasi menyeluruh. “Green logistics bukan hanya etis, tapi strategis untuk daya saing ekspor kita di masa depan,” tutup Siswadhi Pranoto Loe.