Wamenperin Apresiasi SIG sebagai Pelopor Industri Hijau

Tangerang, 28 Juni 2025 – Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza menyatakan bahwa PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) layak menjadi perusahaan percontohan dalam penerapan industri hijau di Indonesia. Hal ini disampaikannya usai melakukan kunjungan ke pabrik SIG Group di Narogong, Bogor, Jawa Barat, pada 23 Juni 2025 lalu.

“SIG Group telah menjadi contoh bagaimana kinerja industri harus patuh pada standar industri hijau,” ujar Faisol dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Jumat (27/6/2025). Ia menambahkan bahwa SIG telah menunjukkan komitmen nyata dalam mengimplementasikan prinsip-prinsip efisiensi energi, perlindungan lingkungan, dan tanggung jawab sosial.

Baca juga: 86% Konsumen Harap Perusahaan Aktif dalam Isu Iklim dan Sosial

Penerapan industri hijau diatur dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian, dengan tiga pilar utama: efisiensi sumber daya, perlindungan lingkungan, serta manfaat sosial dan ekonomi. SIG dinilai berhasil menjalankan ketiganya secara konsisten.

Sebagai bukti konkret, SIG melalui anak usahanya, PT Solusi Bangun Indonesia Tbk, telah menerima berbagai penghargaan dari Kementerian Perindustrian karena inovasinya dalam efisiensi energi dan pengurangan emisi karbon.

Ketua Asosiasi Semen Indonesia, Lilik Unggul Raharjo, menekankan pentingnya percepatan implementasi industri hijau di sektor semen. “Ini penting tidak hanya untuk dekarbonisasi domestik, tetapi juga dalam menghadapi kebijakan batas emisi karbon dari negara-negara tujuan ekspor,” ujarnya.

Direktur Utama SIG, Indrieffouny Indra, menyampaikan bahwa produk semen SIG telah berhasil menurunkan emisi karbon hingga 38 persen dibandingkan dengan produk konvensional. Pencapaian ini merupakan bagian dari strategi keberlanjutan yang dijalankan perusahaan secara menyeluruh.

SIG juga telah membentuk unit usaha Nathabumi, yang merupakan fasilitas pengelolaan limbah ramah lingkungan terbesar di Asia Tenggara. Melalui Nathabumi, SIG menjadi pionir dalam penerapan teknologi refuse-derived fuel (RDF) di Indonesia, khususnya di Cilacap, Jawa Tengah.

Baca juga: 5 Strategi Ampuh Tingkatkan Daya Saing UKM di Era Digital

Lebih dari itu, SIG aktif melibatkan masyarakat dalam rantai pasok berkelanjutan, seperti penyediaan biomassa dan pengelolaan RDF, guna menciptakan nilai tambah dan dampak sosial yang inklusif.

“Komitmen keberlanjutan SIG kami wujudkan dalam tata kelola yang baik, inovasi, dan penciptaan nilai bagi seluruh pemangku kepentingan,” tutup Indra.

Latest articles

spot_imgspot_img

Related articles

spot_img