UMKM Didorong Olah Nira Sawit Jadi Gula Merah

Tangerang, 26 Juni 2025 – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) secara resmi meluncurkan pilot project produksi nira gula sawit dari batang kelapa sawit tua ex-replanting. Program ini merupakan langkah nyata dalam mendorong hilirisasi industri kelapa sawit sekaligus memberdayakan ekonomi masyarakat melalui inovasi berbasis potensi lokal.

Peresmian ini merupakan tindak lanjut dari penandatanganan Perjanjian Kerja Sama antara PTPN IV/Palmco dan Koperasi Produsen Gerak Nusantara Sejahtera (KPGNS) yang telah dilaksanakan pada 10 April 2025 lalu.

Baca juga: SEHATI Sertifikasi Halal Gratis untuk UMK Lewat Mahasiswa

“Proyek ini merupakan implementasi dari kebijakan percepatan hilirisasi industri dan pemanfaatan sumber daya yang sebelumnya belum tergarap maksimal, yaitu batang sawit tua hasil program replanting,” ujar Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika dalam sambutannya secara daring, Senin (23/6).

Putu menyebutkan, potensi produksi nira dari batang sawit tua sangat besar. Dari satu hektare lahan dengan 25–30 pohon sawit tua, dapat dihasilkan 5.000 hingga 6.000 liter nira per bulan. Jika dikalikan dengan target replanting nasional sebesar 300.000 hektare per tahun, potensi produksi bisa mencapai 1,5 hingga 1,9 juta kiloliter per tahun, dengan nilai ekonomi sekitar Rp3 triliun.

Nira dari batang sawit ini akan diolah menjadi gula merah yang memiliki pasar prospektif sebagai bahan baku industri kecap, sirop tradisional, dan gula cair konsumsi. Produk ini juga telah didukung dengan standar keamanan pangan melalui SNI 01-6237-2000.

“Kami harapkan keterlibatan aktif dari pelaku usaha, koperasi, serta UMKM agar tercipta sinergi positif yang mampu menggerakkan perekonomian rakyat, terutama di daerah-daerah replanting,” tambah Putu.

Anggota Komisi VII DPR RI turut hadir dalam penandatanganan kerja sama sebelumnya dan menyampaikan dukungan penuh terhadap perluasan proyek percontohan ini ke provinsi lain. Kemenperin juga berharap dukungan dari pemerintah daerah, khususnya di Sumatera Utara, untuk memfasilitasi dan memantau pelaksanaan program agar berjalan lancar dan berkelanjutan.

Baca juga: Potensi Ekspor UMKM Indonesia Makin Terbuka Lewat Jelajah Ekspor 2025

Dengan inovasi ini, diharapkan Indonesia tidak hanya menjadi produsen kelapa sawit terbesar di dunia, tetapi juga menjadi pemimpin dalam hilirisasi industri sawit yang berorientasi pada ekonomi rakyat dan berkelanjutan.

Program ini mendapat dukungan penuh dari Komisi VII DPR RI, yang mendorong agar pilot project serupa dikembangkan di provinsi lain. Melalui kolaborasi antara perusahaan perkebunan, koperasi, serta UMKM lokal, pilot project ini diharapkan bisa membuka lapangan kerja baru dan memperkuat ketahanan ekonomi desa.

Kemenperin juga meminta dukungan aktif dari pemerintah daerah, khususnya Provinsi Sumatera Utara, agar bisa memfasilitasi percepatan implementasi, mulai dari pelatihan, distribusi teknologi, hingga penyelesaian kendala teknis di lapangan.

Latest articles

spot_imgspot_img

Related articles

spot_img