Teknologi Nuklir Bantu Tingkatkan Kualitas Produk Plastik Daur Ulang

Tangerang, 20 Juni 2025 – Pemanfaatan teknologi nuklir untuk mengatasi krisis sampah plastik laut menjadi sorotan dalam United Nations Ocean Conference 2025 yang digelar di Nice, Prancis. Konferensi ini mempertemukan lebih dari 10.000 peserta dari seluruh dunia untuk membahas tiga krisis utama planet ini: perubahan iklim, hilangnya keanekaragaman hayati, dan polusi.

Badan Energi Atom Internasional (International Atomic Energy Agency/IAEA) mencuri perhatian dalam forum tersebut dengan memaparkan inisiatif unggulannya, NUTEC Plastics (Nuclear Technology for Controlling Plastic Pollution). Program ini menawarkan pendekatan inovatif berbasis teknik nuklir untuk mendeteksi, menganalisis, dan mendaur ulang mikroplastik laut.

Baca juga: Kominfo dan DEA Gelar Pelatihan Digital AI untuk UMKM Magelang

Dirjen IAEA Rafael Grossi menekankan pentingnya sinergi antara data ilmiah dan kebijakan publik. “Kami telah menjalin kerja sama dengan 99 negara dan memperkuat lebih dari 100 laboratorium nasional. Kapasitas ini memungkinkan negara-negara menerjemahkan data ke dalam kebijakan konkret untuk memerangi polusi plastik,” ujarnya dalam pernyataan resmi, Selasa (17/6/2025).

Indonesia termasuk negara yang paling aktif dalam implementasi inisiatif ini. Melalui kerja sama antara Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan produsen komposit kayu-plastik PT Viro, teknologi radiasi pengion kini diterapkan dalam proses daur ulang plastik, khususnya untuk menghasilkan produk plastik dengan daya tahan tinggi tanpa limbah kimia beracun.

“Kami ingin membawa transfer teknologi ini ke tahap industri dan menjadikannya bagian dari solusi terhadap permasalahan plastik global,” kata Kepala Pusat Penelitian Teknologi Radioisotop BRIN, Tita Puspitasari.

Kolaborasi ini merupakan hasil pengembangan yang dimulai sejak 2020, dengan dukungan IAEA dalam bentuk pelatihan, riset bersama, dan fasilitasi kemitraan antara lembaga nuklir dan industri swasta di Indonesia, Malaysia, dan Filipina. Hasilnya, telah dikembangkan prototipe fasilitas daur ulang yang siap ditingkatkan ke skala komersial pada 2025.

Baca juga: Pemerintah Dorong UMKM Banjarmasin Go Digital Lewat Entrepreneur Hub

Direktur Laboratorium Lingkungan Laut IAEA, Florence Descroix-Comanducci, juga menegaskan bahwa teknik nuklir dan isotop mampu menghasilkan data yang akurat dan selaras secara global hal penting menjelang lahirnya Perjanjian Plastik Dunia.

Melalui pendekatan lintas sektor ini, teknologi nuklir kini menjadi bagian penting dari solusi ekologis global yang tak hanya fokus pada energi, tapi juga pada kesehatan laut dan keberlanjutan planet.

Latest articles

spot_imgspot_img

Related articles

spot_img