Pengaruh Konflik Global Iran-Israel terhadap Ekspor di Indonesia

Tangerang, 18 Juni 2025 – Pengaruh konflik global Iran Israel  kini menjadi isu krusial yang tak bisa diabaikan. Meski jarak antara Indonesia dan kawasan Timur Tengah sangat jauh, dampak ketegangan dua negara tersebut terasa nyata. Ekspor Indonesia sangat bergantung pada jalur pelayaran internasional dan kestabilan harga energi dunia.

Ketidakpastian Geopolitik dan Biaya Logistik Meningkat

Konflik di kawasan Timur Tengah, terutama dekat Selat Hormuz dan Laut Merah, memengaruhi arus pelayaran internasional. Akibatnya, distribusi barang menjadi lebih lambat dan premi asuransi pengiriman melonjak. Hal ini sangat terasa bagi ekspor Indonesia ke Eropa, Afrika, dan Timur Tengah.

Lebih dari itu, harga minyak dunia pun melonjak. Kenaikan ini berdampak langsung pada biaya bahan bakar dan pengangkutan laut. Sayangnya, transportasi laut merupakan tulang punggung sistem ekspor Indonesia.

baca juga : Strategi Awal dan Tantangan Umum bagi UKM Ekspor

Sektor Ekspor yang Paling Terdampak

Berikut beberapa sektor yang paling merasakan dampak:

  • Minyak kelapa sawit (CPO)

  • Karet

  • Hasil laut

  • Tekstil dan pakaian jadi

Ketika biaya logistik naik dan jalur pelayaran terganggu, pengiriman menjadi tertunda. Biaya operasional pun melonjak. Dalam beberapa kasus, kontrak ekspor bahkan terpaksa dibatalkan.

Bagi eksportir besar, tantangan ini bisa diatasi dengan kontrak jangka panjang. Namun, pelaku usaha kecil-menengah sangat rentan. Margin keuntungan bisa menipis atau malah merugi.

Gangguan Pasar dan Penurunan Permintaan

Dampak lainnya adalah penurunan permintaan dari pasar tujuan ekspor. Negara-negara di kawasan Teluk seperti Uni Emirat Arab dan Arab Saudi biasanya menjadi pembeli utama produk makanan, tekstil, dan furnitur dari Indonesia. Namun dalam kondisi tidak stabil, pembelian cenderung ditunda.

Situasi ini mempersempit ruang gerak produk ekspor Indonesia di pasar internasional. Jika tidak diantisipasi, potensi kehilangan pasar pun membayangi.

Respons dan Strategi dari Pemerintah dan Pelaku Ekspor

Untuk menjaga keberlanjutan ekspor, beberapa langkah strategis telah dilakukan, antara lain:

  • Diversifikasi pasar ke wilayah ASEAN dan Asia Selatan

  • Pemanfaatan e-commerce lintas negara

  • Kolaborasi logistik antar pelaku usaha untuk efisiensi biaya

  • Analisis pasar berbasis data dari BPS dan lembaga lainnya

Selain itu, ExportHub.id dan agregator ekspor lainnya mulai berperan lebih aktif dalam membantu UKM. Pemerintah pun diharapkan memberi insentif logistik serta pelatihan diversifikasi pasar bagi pelaku usaha terdampak.

Indonesia Harus Adaptif dan Kolaboratif

Oleh karenanya konflik global seperti Iran-Israel memberi pelajaran penting bagi Indonesia. Ketahanan ekspor tidak cukup hanya mengandalkan kualitas produk, tetapi juga pada kemampuan adaptasi terhadap kondisi global.

Kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan pelaku UKM sangat diperlukan. Indonesia harus cepat membaca peluang, memperkuat diplomasi perdagangan, dan menjaga keberlanjutan ekspor di tengah ketidakpastian dunia.

Latest articles

spot_imgspot_img

Related articles

spot_img