Tangerang, 08 mei 2025 – PT PLN (Persero) berkomitmen untuk mendukung sektor agrikultur melalui penyediaan energi hijau bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) budi daya udang vaname di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat. Inovasi ini berhasil membantu petambak menghemat biaya operasional hingga 70 persen, memberikan dampak signifikan terhadap efisiensi dan produktivitas usaha mereka.
General Manager PT PLN Unit Induk Distribusi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat (UID Sulselrabar), Edyansyah, menjelaskan bahwa melalui program Electrifying Agriculture (EA), PLN menyediakan listrik andal dengan kapasitas 16,5 kVA yang dapat menekan biaya operasional hingga Rp6,6 juta per bulan. Program ini bertujuan untuk menggantikan penggunaan genset atau diesel yang selama ini digunakan oleh para pelaku usaha agrikultur.
Baca juga: Kendaraan Niaga Listrik Hadir, Indonesia Masuki Era Logistik Hijau
“Penggunaan teknologi agrikultur berbasis listrik akan mampu meningkatkan produktivitas dan pendapatan para pelaku usaha dibandingkan menggunakan mesin diesel atau genset,” ujar Edyansyah di Makassar, Senin (5/7/2025). Ia juga menambahkan bahwa PLN menyediakan layanan kelistrikan berbasis energi hijau, seperti Renewable Energy Certificate (REC), yang semakin mendorong sektor agrikultur untuk beralih ke solusi yang lebih ramah lingkungan.
Salah satu contoh sukses dari program ini adalah Ado Mas’ud, pemilik tambak udang vaname seluas dua hektare di Desa Beru-beru, Kabupaten Mamuju. Ado mengungkapkan bahwa setelah beralih menggunakan listrik PLN, hasil panen udangnya meningkat signifikan, dari satu ton per siklus menjadi 2,3 ton. Selain itu, ia juga berhasil menekan biaya operasional hingga 70 persen setiap bulannya.
Baca juga: Dorong UMKM Perempuan Lewat Keuangan dan Teknologi
“Sebelum menggunakan listrik PLN, saya mengandalkan genset, yang tentu saja memakan biaya besar. Sekarang, dengan listrik PLN, produksi kami lebih efisien, dan biaya operasional jauh lebih rendah,” ujar Ado. Ia menambahkan bahwa banyak petambak udang lainnya di Kabupaten Mamuju yang juga mulai beralih ke listrik PLN untuk memaksimalkan hasil budi daya mereka.
Sudirman, petani udang lainnya di Desa Beru-beru, mengungkapkan bahwa sebelumnya tambaknya menghabiskan sekitar 1.382 liter solar dengan biaya mencapai Rp9,4 juta per bulan. Namun, setelah menggunakan listrik PLN, biaya operasionalnya turun drastis menjadi sekitar Rp2,8 juta per bulan. “Dengan listrik PLN, peralatan seperti kincir dan penerangan malam hari juga dapat dioptimalkan, menjaga kualitas udang yang dihasilkan,” tambah Sudirman.
Inovasi seperti program EA dari PLN tidak hanya memberikan manfaat langsung bagi pelaku UMKM, tetapi juga mendorong keberlanjutan dan efisiensi di sektor agrikultur, sekaligus mendukung upaya Indonesia menuju sektor pertanian yang lebih modern dan ramah lingkungan. Dengan dukungan kelistrikan berbasis energi hijau, sektor agrikultur diharapkan semakin berkembang dan mampu bersaing di pasar global.