Bank Indonesia Genjot Inklusi Keuangan UMKM

Tangerang, 8 Mei 2025 – Pemanfaatan teknologi digital terus menunjukkan dampak signifikan terhadap perkembangan sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia. Deputi Direktur Departemen Ekonomi Keuangan Inklusif dan Hijau Bank Indonesia (BI), Sri Noerhidajati, menyampaikan bahwa hingga akhir triwulan I 2025, jumlah merchant QRIS telah mencapai 56,3 juta pengguna, di mana 38,1 juta di antaranya merupakan pelaku UMKM.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 38,1 juta merchant merupakan pelaku UMKM yang telah memanfaatkan QRIS sebagai sistem pembayaran digital mereka. “Alhamdulillah, pengguna QRIS terus meningkat. Ini menunjukkan bahwa digitalisasi menjadi kunci transformasi UMKM di tengah perubahan zaman yang cepat,” ujarnya di Jakarta, Rabu (8/5).

Baca juga: Home Credit Dukung UMKM Lewat Modal Usaha

Sri menekankan pentingnya pemanfaatan teknologi digital untuk meningkatkan efisiensi operasional, memperluas jangkauan pasar, serta membuka peluang pertumbuhan baru bagi UMKM. Menurutnya, digitalisasi sistem pembayaran seperti QRIS juga turut memperkuat inklusi ekonomi dan keuangan.

“Mayoritas merchant QRIS saat ini berasal dari UMKM. Ini merupakan indikator positif bahwa pelaku usaha kecil mulai beradaptasi dengan sistem pembayaran digital,” ujarnya dalam keterangan pers di Jakarta.

Sri menjelaskan bahwa kehadiran QRIS memberikan kemudahan bagi UMKM untuk masuk dalam ekosistem keuangan nasional. Selain mempermudah transaksi, QRIS juga mencatat setiap aktivitas secara digital, sehingga pelaku usaha memiliki rekam jejak transaksi yang terstruktur dan dapat diakses secara real-time.

Menurutnya, data ini sangat penting dalam proses penilaian kelayakan kredit oleh perbankan. “Data transaksi QRIS bisa menunjukkan cash flow harian UMKM. Ini menjadi nilai tambah bagi mereka saat mengajukan pinjaman,” jelasnya.

Bank Indonesia juga tengah memperluas implementasi QRIS Tap, sebuah inovasi baru yang mulai diluncurkan pada Maret 2025. Meskipun saat ini masih terbatas pada sejumlah merchant, BI berencana melakukan ekspansi secara bertahap untuk mendorong efisiensi transaksi nontunai.

Baca juga: PLN Dorong Efisiensi UMKM Budi Daya Udang dengan Energi Hijau di Mamuju

Di sisi pembiayaan, BI memberikan insentif kepada bank yang mendukung kredit inklusif untuk UMKM melalui skema Rasio Pembiayaan Inklusif Makroprudensial (RPIM). Bank yang memenuhi target pembiayaan minimal 5% akan memperoleh pengurangan pada kewajiban giro wajib minimum.

Langkah-langkah ini diharapkan bisa mendorong pertumbuhan kredit UMKM yang saat ini masih melambat. Hingga Maret 2025, pertumbuhan kredit UMKM hanya tercatat 1,95% secara tahunan, jauh di bawah capaian saat masa pandemi yang bisa mencapai dua digit.

Latest articles

spot_imgspot_img

Related articles

spot_img