Tangerang 07 Mei 2025 – Badan standardisasi karbon internasional, Verra, baru-baru ini mengumumkan peluncuran kredit karbon jenis baru yang bertujuan mendorong percepatan investasi pensiun dini pembangkit listrik uap (PLTU) batu bara. Pengumuman ini disampaikan oleh CEO Verra, Mandy Rambharos, dalam konferensi Ecosperity yang berlangsung di Singapura, Selasa (6/5/2025).
Kredit karbon jenis baru ini disebut sebagai transition credits dan dirancang untuk memonetisasi pengurangan emisi yang dihasilkan dari penghentian operasional PLTU sebelum jadwal yang telah ditentukan. Verra berharap bahwa penjualan kredit ini dapat menutupi hilangnya pendapatan yang timbul akibat penutupan pembangkit listrik yang dilakukan lebih awal.
Baca juga: HIS Raih Emission Transparency Award 2025, Bukti Komitmen pada Lingkungan
Peluang dan Tantangan Kredit Karbon Transisi
Penutupan dini pembangkit listrik, khususnya yang berkapasitas besar, memerlukan pendanaan yang signifikan. Berdasarkan perhitungan McKinsey & Co. dan Bank Sentral Singapura pada 2023, penutupan satu PLTU berkapasitas 1 gigawatt (GW) sekitar lima tahun lebih awal diperkirakan membutuhkan dana sekitar US$310 juta. Metodologi baru ini disusun oleh kelompok yang dipimpin oleh Rockefeller Foundation dan diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan pasar terhadap kredibilitasnya.
Beberapa bank besar, seperti Standard Chartered Plc dan HSBC Holdings Plc, telah menunjukkan minat untuk menjajaki peluang transaksi menggunakan instrumen kredit karbon transisi ini.
Baca juga: Transformasi KUR ke Digital, Peluang Emas Bagi UMKM di Era Teknologi
Namun, meskipun kredit karbon transisi memberikan solusi bagi PLTU yang ingin pensiun lebih awal, perdagangan kredit ini berpotensi menghadapi tantangan besar, terutama di kawasan Asia. Wilayah ini, yang menyumbang lebih dari separuh emisi global, memiliki banyak PLTU batu bara dengan usia yang relatif muda. Fasilitas PLTU di China dan India, misalnya, lebih muda sekitar 20 tahun dibandingkan dengan di Eropa, menurut laporan International Energy Agency (IEA) pada 2021.
Dukungan Pengawasan dan Pengakuan
Dalam upaya memastikan integritas pasar, Otoritas Moneter Singapura juga bekerja sama dengan Integrity Council for the Voluntary Carbon Market (ICVCM). Badan pengawas independen ini akan memberikan pengakuan terhadap transition credits, sebuah langkah yang bertujuan meningkatkan permintaan dan memberikan nilai jual yang lebih tinggi.
Menurut CEO ICVCM, Amy Merrill, instrumen baru ini dapat membuka pembiayaan swasta untuk transisi energi. Hal ini sangat penting, terutama mengingat semakin terbatasnya pendanaan publik untuk aksi iklim global.
Masa Depan Transisi Energi
Verra berharap langkah ini dapat menjadi bagian penting dalam mempercepat transisi energi global, terutama dalam menghadapi tantangan pengurangan emisi di sektor energi. Transition credits menjadi alternatif menarik untuk mendorong pengurangan emisi di sektor yang sulit untuk beralih ke energi terbarukan, seperti industri batu bara.
Ke depannya, keberhasilan implementasi kredit karbon transisi ini dapat menjadi model untuk negara-negara lain dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dan mendukung upaya pencapaian target net-zero emission di masa depan.