Digitalisasi Pasar Tradisional Bersama Bank Syariah Indonesia

Tangerang, 11 April 2025 – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus memperkuat perannya dalam membangun inklusi keuangan syariah nasional dengan mengoptimalkan transaksi ritel di pasar tradisional melalui pengembangan ekosistem pasar. Langkah strategis ini ditujukan untuk memberdayakan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis syariah.

Direktur Distribution & Sales BSI, Anton Sukarna, menjelaskan bahwa pemberdayaan ekosistem pasar menjadi bagian penting dari strategi BSI dalam memperluas akses layanan keuangan syariah kepada masyarakat. “Penguatan melalui ekosistem pasar akan memperkokoh ketahanan ekonomi masyarakat dengan instrumen keuangan syariah,” ungkapnya pada Kamis (10/4/2025).

Baca juga: Sertifikasi Halal Gratis untuk 4040 UMKM dari ParagonCorp

Langkah awal implementasi ekosistem pasar ini dimulai dari Pasar Beringharjo, Yogyakarta, sebagai proyek percontohan. Kota budaya ini dipilih karena memiliki potensi wisata dan ekonomi yang besar. “Pasar adalah pusat perputaran ekonomi daerah. Dengan membangun ekosistem halal dari hulu ke hilir, kami ingin memastikan semua proses—dari produksi hingga transaksi penjualan—berjalan sesuai prinsip syariah,” ujar Anton.

BSI menghadirkan berbagai layanan digital seperti BSI Agen, QRIS, dan EDC di pasar-pasar tradisional guna mendorong transaksi keuangan syariah yang lebih aman, cepat, dan efisien. Total merchant QRIS BSI di Yogyakarta telah mencapai 21 ribu, dengan nilai transaksi mencapai Rp16,3 miliar hingga Maret 2025. Rata-rata transaksi per merchant mencapai lebih dari 3.500 kali, menunjukkan antusiasme tinggi dari pelaku usaha lokal.

BSI juga aktif mengedukasi pedagang pasar terkait investasi emas syariah dan menyediakan pembiayaan modal kerja untuk usaha mikro, kecil, dan menengah. Saat ini, total nasabah wirausaha BSI di Yogyakarta tercatat sebanyak 4.545, didominasi oleh pelaku usaha makanan, minuman, dan kerajinan.

Lebih lanjut, Anton mengungkapkan bahwa peran UMKM sangat vital dalam mendukung perekonomian nasional. Data Kemenko Perekonomian mencatat kontribusi UMKM terhadap PDB Indonesia mencapai 60% dan menyerap hingga 97% tenaga kerja. “Pelaku UMKM adalah tulang punggung ekonomi nasional. Oleh karena itu, harus terus diberdayakan secara berkelanjutan dengan pendekatan syariah,” tambahnya.

Baca juga: PT Ceria Targetkan Produksi Ferronickel Pertama pada April 2025 dengan Teknologi Hijau

Hingga Februari 2025, BSI mencatat penyaluran pembiayaan kepada sektor UMKM sebesar Rp52,09 triliun, meningkat 12,69% secara tahunan. Dana ini disalurkan kepada lebih dari 360 ribu nasabah di seluruh Indonesia. Sementara itu, Rasio Pembiayaan Inklusif Makroprudensial (RPIM) BSI mencapai Rp97,45 triliun atau 34,58%, melampaui target regulator.

Secara nasional, pertumbuhan transaksi digital melalui QRIS dan EDC BSI juga menunjukkan tren positif. Hingga akhir 2024, merchant QRIS BSI mencapai 448 ribu dengan nilai transaksi Rp3,5 triliun. Sementara itu, transaksi melalui EDC mencapai Rp551 miliar dari 13 ribu merchant.

Dengan berbagai inisiatif ini, BSI membuktikan komitmennya dalam memperkuat inklusi keuangan syariah dan memberdayakan UMKM sebagai pilar ekonomi bangsa melalui transformasi digital dan ekosistem pasar tradisional.

Latest articles

spot_imgspot_img

Related articles

spot_img